Cakalang: Ikan Air Tawar atau Laut? Menguak Habitat Sejati Sang Predator Cepat

Ikan cakalang (Skipjack Tuna, *Katsuwonus pelamis*) adalah salah satu komoditas perikanan paling penting secara global, terutama di wilayah tropis dan subtropis. Dikenal dengan dagingnya yang kaya protein dan sering diolah menjadi abon, cakalang asap, atau kalengan, popularitasnya membuat banyak orang penasaran mengenai habitat aslinya. Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah: Apakah ikan cakalang ikan air tawar atau laut?

Untuk menjawabnya dengan tegas, ikan cakalang adalah penghuni murni perairan laut. Mereka adalah spesies tuna yang sangat aktif, bergerak cepat, dan memiliki jangkauan migrasi yang sangat luas di seluruh samudra dunia. Anggapan bahwa cakalang hidup di air tawar sama sekali tidak benar dan seringkali muncul karena kebingungan dengan jenis ikan pelagis lainnya atau karena hasil tangkapan yang keliru.

Representasi Visual Ikan Cakalang

Ilustrasi sederhana bentuk tubuh ikan yang dikenal cepat di perairan laut.

Karakteristik Habitat Laut Cakalang

Sebagai ikan pelagis, cakalang menghabiskan sebagian besar hidupnya di zona epipelagic (zona permukaan) samudra terbuka. Mereka menyukai perairan hangat, umumnya ditemukan di antara garis lintang 30° Utara dan 30° Selatan. Kehadiran mereka sangat erat kaitannya dengan suhu permukaan air laut yang berkisar antara 20°C hingga 30°C.

Cakalang adalah predator oportunistik yang memakan berbagai jenis ikan kecil, krustasea, dan cephalopoda. Karena kebutuhan energinya yang tinggi untuk mempertahankan kecepatan berenang yang luar biasa, mereka harus berada di lingkungan yang kaya akan sumber makanan, yaitu lautan terbuka yang produktif.

Di Indonesia, perairan seperti Samudra Pasifik bagian barat dan perairan sekitar Nusa Tenggara Timur merupakan ladang perburuan utama ikan cakalang. Ini menegaskan kembali status mereka sebagai ikan air laut yang sangat bergantung pada ekosistem samudra.

Mengapa Kebingungan Air Tawar Muncul?

Meskipun secara ilmiah cakalang adalah ikan laut, ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan kesalahpahaman bahwa mereka termasuk ikan air tawar. Pertama, sering terjadi kesalahan identifikasi di pasar tradisional di mana berbagai jenis ikan hasil tangkapan lokal (terkadang ikan air tawar berukuran besar) dijual bersamaan dengan cakalang olahan.

Kedua, beberapa istilah lokal di beberapa daerah di Indonesia mungkin digunakan secara umum untuk berbagai jenis ikan berotot cepat, menyebabkan kerancuan terminologi. Namun, dalam konteks biologi kelautan dan perikanan komersial, cakalang tidak pernah ditemukan hidup secara alami di sungai atau danau.

Perlu ditekankan bahwa ikan yang memiliki kemiripan morfologis dengan tuna namun hidup di air tawar biasanya adalah anggota famili lain atau spesies yang sama sekali berbeda, bukan cakalang sejati (*Katsuwonus pelamis*).

Perbedaan dengan Kerabat Tuna Lainnya

Cakalang termasuk dalam famili Scombridae, sama seperti tuna sirip biru dan albacore. Perbedaan utamanya, selain ukuran, terletak pada toleransi suhu dan kemampuan adaptasi terhadap salinitas (kadar garam). Cakalang memiliki kemampuan osmoregulasi yang sangat baik untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh di lingkungan air laut yang sangat salin.

Meskipun beberapa kerabat tuna, seperti beberapa spesies salmon yang anadromous (bermigrasi dari laut ke air tawar untuk berkembang biak), dapat mentolerir air payau, cakalang adalah ikan oseanik murni. Mereka tidak memiliki mekanisme fisiologis yang memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dalam jangka panjang di lingkungan dengan salinitas rendah seperti air tawar.

Kesimpulannya, setiap kali Anda melihat produk olahan cakalang, ingatlah bahwa ikan predator yang cepat ini berenang bebas melintasi lautan luas. Habitat aslinya adalah perairan laut yang hangat, menjadikannya salah satu ikon perikanan tropis samudra.

🏠 Homepage