Ilustrasi visualisasi kotak hantaran akad nikah
Hantaran akad nikah, atau sering juga disebut seserahan, adalah bagian integral dari tradisi pernikahan di Indonesia, terutama di kalangan masyarakat Jawa dan Sunda, meskipun kini telah diadopsi secara luas. Hantaran ini bukan sekadar hadiah materi, melainkan simbol nyata dari tanggung jawab dan kesiapan calon mempelai pria (pihak laki-laki) untuk menafkahi dan mencukupi kebutuhan calon mempelai wanita (pihak perempuan) di masa depan.
Secara historis, tradisi ini menekankan nilai gotong royong dan pengakuan resmi dari keluarga pria kepada keluarga wanita mengenai komitmen yang akan dijalani. Penyerahan hantaran biasanya dilakukan pada malam sebelum atau sesaat sebelum acara akad nikah dilaksanakan. Jumlah dan jenis barang yang dibawa seringkali memiliki makna filosofis mendalam, mencerminkan harapan akan kehidupan pernikahan yang harmonis dan sejahtera.
Meskipun tren terus berkembang, beberapa item pokok hantaran tetap dipertahankan karena memiliki makna simbolis yang kuat. Pengaturan hantaran biasanya dalam wadah cantik, seperti kotak kayu, rotan, atau mika transparan yang ditata artistik. Berikut adalah beberapa komponen umum yang sering ditemukan:
Di era digital ini, konsep hantaran telah mengalami modernisasi signifikan tanpa menghilangkan esensi penghormatan. Banyak pasangan kini memilih untuk mengganti beberapa item konvensional dengan barang yang lebih personal atau relevan dengan gaya hidup mereka. Misalnya, mengganti peralatan rumah tangga yang bersifat umum dengan gadget, voucher belanja, atau bahkan barang hobi yang disukai mempelai wanita.
Kunci utama dalam penataan hantaran modern adalah estetika. Dekorasi kotak hantaran kini menjadi fokus utama. Penggunaan bunga segar, lampu LED tersembunyi, dan tema warna yang seragam (misalnya, nuansa pastel atau monokrom) sangat populer. Selain itu, jumlah hantaran kini sering kali disesuaikan dengan kesepakatan adat setempat atau kemampuan finansial keluarga, sering kali berjumlah ganjil (seperti 5, 7, atau 9 kotak) yang dianggap membawa keberuntungan.
Prosesi penyerahan hantaran harus dilakukan dengan tata krama yang baik. Biasanya, perwakilan dari keluarga pria akan menyerahkan secara simbolis kepada perwakilan keluarga wanita. Penting untuk diingat bahwa penyerahan ini adalah bentuk penghargaan, bukan transaksi. Keluarga penerima (wanita) disarankan untuk menerima dengan rasa terima kasih dan memperlakukannya sebagai simbol janji suci.
Setelah akad nikah selesai, barang-barang hantaran tersebut biasanya akan dibuka dan didistribusikan kepada anggota keluarga inti dari kedua belah pihak. Ini menjadi momen kebersamaan yang mempererat tali silaturahmi antar keluarga besar yang kini telah terikat dalam ikatan pernikahan. Hantaran akad nikah adalah cerminan indah dari komitmen, harapan, dan restu yang mengiringi awal kehidupan baru sepasang insan.