Pertanyaan mengenai ikan yang "tahan air hujan" sering muncul, terutama bagi para penghobi akuarium air tawar atau mereka yang memelihara ikan di kolam luar ruangan. Pada dasarnya, semua ikan yang hidup di air memerlukan air untuk bernapas. Namun, yang dimaksud dengan "tahan air hujan" sering kali merujuk pada kemampuan ikan tersebut untuk beradaptasi dengan perubahan kualitas air yang drastis akibat air hujan.
Air hujan, meskipun terlihat murni, memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan air keran atau air kolam yang sudah terstabilkan. Perbedaan utama terletak pada pH (tingkat keasaman) dan kandungan mineral atau kesadahan air. Air hujan cenderung sangat lunak (rendah mineral) dan memiliki pH yang cenderung asam (sekitar 5.5 hingga 6.5) karena menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Ketika hujan deras turun terus-menerus ke kolam, penurunan pH yang tiba-tiba bisa menyebabkan stres serius, bahkan kematian pada banyak spesies ikan hias.
Ketahanan ikan terhadap kondisi air hujan bergantung pada tiga faktor utama: sistem pernapasan, toleransi fluktuasi pH, dan kemampuan bertahan hidup dalam kondisi air rendah oksigen terlarut (DO) yang kadang terjadi saat hujan deras yang disertai angin.
Beberapa ikan tropis berasal dari habitat alami yang memang memiliki air hujan dan pH yang rendah. Spesies-spesies ini berevolusi dengan sistem penyangga (buffer) biologis yang lebih baik dalam menghadapi perubahan asam. Contoh paling terkenal adalah ikan yang berasal dari perairan Hitam (Blackwater rivers) di Amerika Selatan atau rawa gambut di Asia Tenggara.
Contoh Ikan yang Cenderung Lebih Toleran:
Ikan yang memiliki organ labirin (labyrinth organ) adalah juara dalam kondisi air yang buruk, termasuk ketika oksigen terlarut (DO) rendah, yang bisa terjadi saat hujan deras tanpa banyak sirkulasi permukaan. Organ ini memungkinkan mereka mengambil oksigen langsung dari udara.
Ikan seperti Ikan Mas Koki, meski populer, sebenarnya kurang ideal di kolam luar ruangan tanpa aerasi yang baik saat musim hujan lebat, karena mereka sangat bergantung pada oksigen terlarut dalam air. Sebaliknya, Ikan Platy atau Molly (meskipun Molly lebih menyukai air sedikit basa) seringkali lebih kuat menghadapi gangguan dibandingkan ikan yang sangat sensitif seperti Discus.
Bahkan ikan yang dianggap "tahan air hujan" tetap memerlukan manajemen air yang baik. Air hujan tidak membawa nutrisi yang cukup dan dapat mencuci bersih bakteri baik dalam filter biologis kolam.
Untuk kolam luar ruangan, hal pertama yang harus dilakukan saat hujan adalah memastikan permukaan air tetap bergerak untuk memaksimalkan pertukaran gas, yaitu oksigenasi. Jika kolam Anda mengalami penumpukan air hujan yang signifikan (kadar air naik drastis), sebagian air lama harus diganti perlahan-lahan dengan air yang telah diuji dan disesuaikan pH-nya sebelum musim penghujan tiba. Penggunaan kapur pertanian (dolomit) secara berkala juga dapat membantu menstabilkan pH air kolam agar tidak terlalu asam saat diguyur hujan.
Kesimpulannya, jika Anda mencari ikan untuk kolam luar ruangan yang harus menghadapi musim hujan, pilih spesies yang secara alami adaptif terhadap air lunak dan asam seperti beberapa jenis Tetra atau Betta. Namun, selalu ingat bahwa pencegahan dan manajemen kualitas air adalah faktor penentu utama kelangsungan hidup ikan Anda di tengah badai.