Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu komoditas perikanan air tawar yang sangat populer di Indonesia. Permintaan pasar yang tinggi menuntut para pembudidaya untuk memastikan pertumbuhan ikan nila optimal. Kunci utama dalam budidaya yang sukses adalah manajemen pakan yang tepat. Memahami jenis makanan ikan nila yang ideal sangat krusial karena pakan menyumbang persentase biaya terbesar dalam operasional budidaya.
Secara alami, ikan nila adalah ikan omnivora, yang berarti mereka memakan berbagai macam sumber makanan, mulai dari alga, fitoplankton, zooplankton, hingga sisa-sisa tumbuhan yang membusuk. Namun, dalam sistem budidaya intensif, kita perlu menyediakan pakan yang terformulasi untuk memaksimalkan laju pertumbuhan dan efisiensi konversi pakan (FCR).
Klasifikasi Utama Jenis Makanan Ikan Nila
Pakan untuk ikan nila dapat dikategorikan berdasarkan sumbernya. Ada pakan alami dan pakan buatan (komersial).
1. Pakan Alami
Pakan alami sangat penting terutama pada fase benih (larva) hingga juvenil. Pakan ini membantu membangun sistem pencernaan yang kuat sebelum beralih ke pakan pabrikan. Beberapa jenis makanan ikan nila alami meliputi:
- Phytoplankton dan Zooplankton: Ini adalah makanan utama nila di alam liar. Dalam kolam terpal atau tambak, pembudidaya dapat mengusahakan populasi plankton dengan memberikan pupuk organik atau anorganik.
- Azolla (Kecoa Air): Tanaman air ini sangat disukai nila dan kaya akan protein nabati. Pembudidaya sering menumbuhkan azolla di kolam samping untuk dipanen sebagai pakan tambahan.
- Lemna (Dempul): Mirip dengan Azolla, Lemna juga merupakan sumber protein nabati yang baik dan mudah dibudidayakan.
- Ampas Tahu dan Sayuran Hijau: Untuk ikan nila yang lebih besar (ukuran konsumsi), ampas tahu yang direbus atau dicampur dengan dedak bisa menjadi sumber pakan alternatif yang lebih ekonomis. Namun, pakan ini harus diberikan dalam jumlah terbatas dan segera habis dikonsumsi untuk menghindari pencemaran air.
2. Pakan Buatan (Pakan Komersial/Pelet)
Pakan pelet adalah tulang punggung budidaya nila modern karena kandungan nutrisinya yang terjamin dan formulasi yang spesifik. Kualitas pelet dinilai dari kandungan protein kasarnya.
Tingkat protein yang dibutuhkan ikan nila sangat bergantung pada fase pertumbuhannya:
- Fase Benih (Starter): Membutuhkan kadar protein sangat tinggi, biasanya 30% hingga 40%. Pakan pada fase ini berbentuk remah (crumble) atau pelet sangat kecil agar mudah dicerna.
- Fase Pembesaran (Grower): Kadar protein dapat diturunkan menjadi 25% hingga 30%. Pada fase ini, ukuran pelet disesuaikan dengan bukaan mulut ikan.
- Fase Finisher: Protein sekitar 20% hingga 25% sudah cukup untuk memacu pertumbuhan bobot akhir.
Penting untuk memilih pelet yang memiliki daya tahan air (water stability) yang baik, artinya pelet tidak mudah hancur saat dimasukkan ke air, sehingga mengurangi limbah pakan yang terbuang.
Faktor Penting dalam Pemberian Makanan
Memilih jenis makanan ikan nila saja tidak cukup; cara pemberiannya juga mempengaruhi efisiensi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
- Frekuensi Pemberian: Ikan nila yang masih kecil (di bawah 10 cm) sebaiknya diberi makan 3 hingga 5 kali sehari dalam porsi kecil. Saat beranjak dewasa, frekuensi dapat dikurangi menjadi 2 hingga 3 kali sehari.
- Waktu Pemberian: Beri makan saat aktivitas ikan sedang tinggi, biasanya pagi hari setelah matahari terbit dan sore hari menjelang senja. Hindari memberi makan saat cuaca sangat panas atau hujan deras.
- Jumlah Porsi: Pemberian pakan idealnya disesuaikan dengan biomassa ikan (persentase dari total berat ikan) atau berdasarkan tingkat keserakahan ikan (diberi sampai ikan berhenti makan dalam waktu 10-15 menit). Pemberian berlebihan akan menurunkan kualitas air.
Tips Optimasi Makanan Ikan Nila
Untuk memaksimalkan keuntungan, pembudidaya sering menggabungkan beberapa jenis makanan ikan nila. Strategi yang umum adalah menggunakan pakan alami (plankton/Azolla) saat ikan masih kecil untuk mengurangi biaya pakan pelet mahal, kemudian beralih sepenuhnya ke pelet komersial berkualitas tinggi saat mendekati masa panen. Kontrol ketat terhadap kualitas air tetap menjadi prioritas, karena sisa pakan yang tidak termakan akan membusuk dan meracuni ikan.
Secara keseluruhan, keberhasilan budidaya ikan nila sangat bergantung pada seberapa baik Anda mencocokkan jenis pakan dengan kebutuhan nutrisi ikan pada setiap tahapan kehidupannya, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem kolam.