Ilustrasi Simbolis Aqiqah: Domba dan Bayi Kelahiran

Keutamaan Aqiqah dalam Islam: Hikmah di Balik Sunnah

Kelahiran seorang anak merupakan rahmat dan anugerah terbesar dari Allah SWT bagi pasangan suami istri. Dalam ajaran Islam, menyambut kehadiran buah hati tidak hanya sebatas rasa syukur semata, tetapi juga diiringi dengan ibadah yang dianjurkan, salah satunya adalah Aqiqah. Aqiqah bukan sekadar tradisi, melainkan sebuah ritual penyucian diri dan wujud terima kasih yang memiliki landasan kuat dalam syariat.

Definisi dan Dasar Hukum Aqiqah

Secara etimologis, Aqiqah berarti memotong atau mencukur rambut bayi yang baru lahir. Secara istilah syariat, Aqiqah adalah penyembelihan hewan ternak (kambing atau domba) sebagai tanda syukur atas kelahiran anak, yang dilaksanakan pada hari ketujuh, keempat belas, atau kedua puluh satu kelahiran.

Hukum pelaksanaan Aqiqah sendiri mayoritas ulama, termasuk madzhab Syafi'i, Hanbali, dan Hanafi, menetapkannya sebagai sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan). Hal ini didasarkan pada hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang secara eksplisit menganjurkan dan melaksanakannya untuk cucu beliau, Hasan dan Husain. Meninggalkan sunnah yang kuat ini dianggap menghilangkan kesempatan meraih keutamaan besar.

Hikmah Agung di Balik Pelaksanaan Aqiqah

Keutamaan Aqiqah sangatlah luas, mencakup dimensi spiritual, sosial, dan pendidikan. Berikut adalah beberapa poin utama mengenai keutamaan aqiqah dalam Islam:

1. Mewujudkan Rasa Syukur Kepada Allah SWT

Fungsi utama Aqiqah adalah bentuk nyata rasa syukur (syukur 'alā an-ni'mah). Anak adalah titipan mulia. Dengan menyembelih hewan ternak, orang tua menunjukkan kerendahan hati dan pengakuan bahwa karunia terindah ini berasal dari Pencipta. Prosesi ini mengajarkan nilai ketulusan dalam beribadah.

2. Pembebasan dari "Tergadai"

Terdapat hadis yang menyatakan bahwa setiap anak tergadaikan (terhalang dari rahmat penuh) karena belum diaqiqahi. Aqiqah berfungsi sebagai "tebusan" yang membebaskan anak tersebut, sekaligus menjadi doa agar anak tersebut dapat memberikan syafaat bagi orang tuanya di akhirat kelak. Ini menegaskan pentingnya segera melaksanakan Aqiqah.

3. Penjagaan Kesehatan dan Keselamatan (Ruqyah Syar'iyyah)

Secara historis dan spiritual, Aqiqah dipercaya membawa keberkahan serta perlindungan bagi bayi dari gangguan. Daging hasil Aqiqah didistribusikan kepada fakir miskin, kerabat, dan tetangga. Pembagian ini menciptakan aura positif dan doa dari orang banyak yang mengelilingi bayi yang baru lahir tersebut.

4. Mempererat Tali Silaturahmi Sosial

Aqiqah adalah momen komunal yang membawa kebahagiaan bersama. Undangan yang menyertai pelaksanaan Aqiqah (seperti walimatul 'ursy versi kelahiran) memperkuat ikatan sosial antara keluarga dengan komunitas muslim lainnya. Ketika daging dibagikan, hal ini sekaligus menunaikan hak fakir miskin untuk turut merasakan kebahagiaan tersebut.

5. Pendidikan Pertama tentang Pengorbanan dan Kedermawanan

Sejak dini, pelaksanaan Aqiqah menanamkan nilai kedermawanan (infaq) pada keluarga. Orang tua diajarkan untuk berbagi harta benda terbaik mereka demi ketaatan kepada Allah. Hewan yang disembelih harus memenuhi syarat kesehatan dan usia, sama seperti hewan kurban, menunjukkan standar kualitas ibadah yang tinggi.

Ketentuan Jumlah Hewan dalam Aqiqah

Jumlah hewan yang disembelih berbeda antara anak laki-laki dan perempuan, mengikuti ketetapan Nabi SAW:

Jika belum mampu melaksanakan dua ekor untuk laki-laki, satu ekor tetap dilaksanakan, karena nilai keutamaan Aqiqah tetap didapatkan.

Kesimpulannya, keutamaan aqiqah dalam Islam jauh melampaui sekadar tradisi penyambutan bayi. Ia adalah ritual ibadah yang menyucikan, bentuk syukur yang nyata, sarana mempererat ukhuwah, sekaligus doa agar anak tumbuh menjadi pribadi yang saleh dan membawa kebaikan bagi lingkungannya. Melaksanakan Aqiqah adalah wujud nyata cinta orang tua pada tuntunan syariat.

🏠 Homepage