Panduan Lengkap Pembagian Hewan Aqiqah

Aqiqah adalah salah satu sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) dalam agama Islam yang dilaksanakan sebagai bentuk syukur atas kelahiran seorang anak. Prosesi ini melibatkan penyembelihan hewan ternak, yang kemudian dagingnya memiliki tata cara pembagian khusus sesuai syariat. Memahami aturan pembagian hewan aqiqah sangat penting agar ibadah ini sah dan keberkahannya maksimal.

Ilustrasi pembagian daging aqiqah Hewan Aqiqah Penyelenggara Sedekah (Mentah) Kerabat/Tetangga

Jumlah Hewan yang Dianjurkan

Jumlah hewan yang disembelih dalam aqiqah berbeda tergantung jenis kelamin anak yang baru lahir:

Hewan yang disembelih harus memenuhi syarat hewan kurban, yaitu sehat, tidak cacat, dan telah mencapai usia yang disyaratkan (biasanya lebih dari enam bulan untuk domba dan satu tahun untuk kambing, tergantung mazhab).

Aturan Pembagian Daging Aqiqah

Setelah hewan disembelih dan dipotong, tata cara pembagian daging aqiqah memiliki beberapa opsi yang didasarkan pada pendapat para ulama. Namun, pola pembagian yang paling umum dan dianjurkan adalah membagi daging menjadi tiga bagian utama.

1. Bagian untuk Diri Sendiri (Tuan Rumah)

Daging yang boleh dimanfaatkan oleh keluarga yang mengadakan aqiqah adalah sepertiga (1/3) dari total daging hasil sembelihan. Bagian ini boleh dimasak dan dinikmati bersama keluarga inti atau disajikan kepada tamu undangan pada acara syukuran.

2. Bagian untuk Sedekah (Diberikan Mentah)

Ini adalah bagian yang sering menjadi pembeda utama antara aqiqah dan kurban. Sebagian ulama menganjurkan bahwa sepertiga (1/3) daging aqiqah harus dibagikan sebagai sedekah dalam keadaan mentah (belum dimasak). Bagian ini ditujukan kepada fakir miskin atau mereka yang membutuhkan.

Catatan Penting: Beberapa ulama berpendapat bahwa semua daging boleh dimasak dan dibagikan, baik untuk dimakan sendiri maupun disedekahkan. Namun, memisahkan bagian mentah adalah bentuk kehati-hatian (ihtiyat) dalam mengikuti sunnah.

3. Bagian untuk Hadiah atau Silaturahmi

Sepertiga (1/3) sisanya adalah bagian yang dianjurkan untuk dibagikan kepada kerabat, tetangga, sahabat, atau orang-orang yang dihormati sebagai bentuk berbagi kebahagiaan dan mempererat tali silaturahmi. Bagian ini umumnya diberikan dalam kondisi sudah dimasak, namun boleh juga diberikan mentah.

Ringkasan Pembagian (Perkiraan Proporsi 1/3)

Jika total daging dari satu ekor kambing (misalnya) adalah 10 bagian:

Perbedaan dengan Pembagian Daging Kurban

Meskipun mirip, pembagian daging aqiqah sedikit berbeda dengan pembagian daging kurban. Pada kurban (seperti Idul Adha), daging dibagi menjadi tiga bagian yang sama besar, di mana keluarga kurban hanya boleh memakan sepertiga bagian mereka, sedangkan dua pertiga sisanya wajib disedekahkan kepada fakir miskin.

Pada aqiqah, fokusnya adalah berbagi kebahagiaan. Keluarga yang mengadakan aqiqah diperbolehkan mengambil porsi yang lebih besar (sepertiga untuk mereka makan sendiri) dibandingkan kurban.

Hikmah di Balik Pembagian

Setiap tahapan pembagian dalam aqiqah memiliki hikmah mendalam. Memberikan bagian mentah kepada fakir miskin memastikan bahwa mereka juga merasakan manfaat dari ibadah tersebut secara langsung. Sementara membagikannya kepada tetangga dan kerabat adalah wujud syukur yang meluas, menyebarkan kegembiraan atas anugerah kelahiran anak kepada lingkungan sekitar. Dengan mengikuti panduan pembagian ini, diharapkan aqiqah yang dilaksanakan menjadi sempurna di mata Allah SWT.

🏠 Homepage