Materi Akidah Akhlak untuk siswa kelas VII semester kedua umumnya berfokus pada pendalaman materi keimanan (akidah) dan implementasinya dalam perilaku sehari-hari (akhlak). Semester ini seringkali mengaitkan konsep teologis dengan etika praktis yang membentuk karakter Islami siswa.
I. Rangkuman Materi Akidah: Mengenal Sifat Wajib Allah
Bagian akidah di semester ini biasanya melanjutkan pembahasan tentang keesaan Allah (Tauhid) dengan fokus pada sifat-sifat kesempurnaan Allah SWT. Memahami sifat wajib Allah adalah pondasi utama dalam keimanan.
A. Sifat Wajib Allah (Sifat Ma'ani dan Nafsiyah)
Sifat wajib Allah adalah sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah SWT dan tidak mungkin tidak ada. Pemahaman sifat ini menguatkan keyakinan akan kebesaran dan kesempurnaan Tuhan.
Wujud (Ada): Allah itu ada, eksis. Kebalikannya adalah 'Adam (tiada), yang mustahil bagi Allah.
Qidam (Terdahulu): Allah tidak didahului oleh sesuatu, Dia adalah yang paling awal.
Baqa’ (Kekal): Allah itu kekal, tidak akan binasa atau berakhir. Kebalikannya adalah Fana (musnah).
Mukhalafatuhu Lilhawadits (Berbeda dengan makhluk-Nya): Allah tidak menyerupai apapun dari ciptaan-Nya.
Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri): Allah tidak membutuhkan sandaran atau penolong, Dia mandiri.
B. Sifat Wajib Allah (Sifat Ma'ani Lanjutan)
Sifat-sifat yang berhubungan dengan perbuatan dan pengetahuan Allah yang Maha Sempurna:
Ilmu (Maha Mengetahui): Allah mengetahui segala sesuatu, yang terlihat maupun yang tersembunyi.
Iradah (Maha Menghendaki): Semua yang terjadi di alam semesta ini sesuai dengan kehendak dan izin-Nya.
Qudrah (Maha Kuasa): Allah memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu.
Kalam (Maha Berfirman): Allah berbicara melalui wahyu (Al-Qur'an) tanpa membutuhkan alat.
II. Rangkuman Materi Akhlak: Menjaga Lingkungan dan Etika Sosial
Akhlak di kelas 7 semester 2 seringkali menekankan bagaimana seorang Muslim harus berinteraksi dengan lingkungannya, termasuk alam semesta dan sesama manusia, yang merupakan manifestasi dari keimanan kepada Allah.
A. Pentingnya Menjaga Lingkungan Hidup (Akhlak Terhadap Lingkungan)
Islam mengajarkan bahwa manusia adalah khalifah (pemimpin) di bumi. Tugas khalifah adalah memakmurkan dan menjaga keseimbangan lingkungan, bukan merusaknya. Konsep Israf (pemborosan) dan Fasad (kerusakan) sangat ditekankan.
Prinsip Tidak Merusak: Dilarang keras melakukan kerusakan, penebangan liar, atau pencemaran.
Hemat Penggunaan Sumber Daya: Menggunakan air, energi, dan sumber daya alam lainnya seperlunya (tidak berlebihan).
Menjaga Kebersihan: Kebersihan adalah bagian dari iman. Lingkungan yang bersih mencerminkan hati yang bersih.
B. Toleransi dan Menghargai Perbedaan (Ukhuwah Islamiyah dan Insaniyah)
Materi ini membahas bagaimana bersikap santun dan adil terhadap sesama manusia, terlepas dari perbedaan suku, agama, atau pandangan, selama tidak bertentangan dengan prinsip aqidah.
Sikap Toleransi: Menerima perbedaan pandangan dalam hal muamalah (selama tidak menyangkut pokok ajaran agama) dan menghormati tempat ibadah orang lain.
Menghindari Sikap Fanatik Sempit: Tidak memaksakan keyakinan kepada orang lain dan tidak mudah menghakimi.
Saling Menolong: Memberikan pertolongan kepada siapa saja yang membutuhkan, sesuai dengan kemampuan.
C. Akhlak Terpuji dalam Komunikasi: Taba’ud dan Tawassuth
Dua konsep penting dalam bersikap adalah keseimbangan dalam berinteraksi:
Tawassuth (Bersikap Sedang/Netral): Sikap mengambil jalan tengah, tidak ekstrem kanan (berlebihan) dan tidak ekstrem kiri (mengabaikan). Contoh: dalam beribadah, tidak berlebihan hingga meninggalkan hak duniawi.
Taba’ud (Menjauhkan Diri dari Keburukan): Menjauhkan diri dari hal-hal yang jelas merusak akidah atau akhlak, seperti perbuatan maksiat atau perkataan kotor.
Penutup
Rangkuman Akidah Akhlak kelas 7 semester 2 ini menekankan bahwa keimanan yang kokoh (Akidah) harus terefleksi dalam tindakan nyata yang positif (Akhlak). Siswa didorong untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab, baik kepada Pencipta, sesama manusia, maupun lingkungan sekitarnya, dengan meneladani sifat-sifat kesempurnaan Allah dalam batasan kemampuan manusiawi.