Mengenal Walimatul Akikah: Tradisi dan Tata Cara

Simbol Akikah: Kambing dan Bayi Representasi visual sederhana dari hewan kurban (kambing) dan ilustrasi bayi yang sedang tersenyum. Perayaan Syukur

Kelahiran seorang anak adalah anugerah terindah dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam tradisi Islam, rasa syukur atas karunia ini diwujudkan melalui berbagai bentuk, salah satunya adalah melaksanakan Walimatul Akikah. Tradisi ini bukan sekadar pesta perayaan, melainkan sebuah ritual ibadah yang sarat makna, melibatkan aspek sosial, spiritual, dan kemanusiaan.

Apa Itu Walimatul Akikah?

Secara harfiah, "Akikah" berarti rambut bayi yang baru lahir. Walimatul Akikah adalah proses penyembelihan hewan (biasanya kambing atau domba) sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran seorang anak. Acara ini umumnya dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran, meskipun ada perbedaan pandangan mengenai waktu pelaksanaannya.

Hukum pelaksanaan akikah adalah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi orang tua yang mampu. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa akikah merupakan cara membersihkan bayi dari hal-hal negatif sejak awal kehidupannya dan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui berbagi kebahagiaan dan rezeki.

Ketentuan Jumlah Hewan Kurban

Jumlah hewan yang disembelih memiliki perbedaan berdasarkan jenis kelamin bayi:

Hewan yang digunakan harus memenuhi syarat yang sama dengan hewan kurban Idul Adha, yakni bebas dari cacat fisik dan telah mencapai usia yang ditentukan (minimal satu tahun untuk kambing/domba).

Makna Spiritual dan Sosial Akikah

Walimatul Akikah membawa dimensi yang mendalam, jauh melampaui sekadar acara makan-makan. Ada beberapa hikmah utama yang terkandung di dalamnya:

  1. Wujud Syukur kepada Allah: Ini adalah ungkapan terima kasih utama atas karunia seorang anak yang sehat dan sempurna.
  2. Pengorbanan Diri: Dengan menyembelih hewan, orang tua menunjukkan kesiapan mereka untuk berkorban demi masa depan dan pendidikan agama anak tersebut.
  3. Pembersihan Diri (Taharrur): Akikah sering dianggap sebagai sarana menyucikan bayi dari potensi penyakit atau kesialan (dalam pandangan tradisi).
  4. Sosialisasi dan Silaturahmi: Dengan mengundang kerabat, tetangga, dan kaum fakir miskin, akikah mempererat tali persaudaraan dan menunjukkan kemurahan hati keluarga baru.

Tata Cara Pelaksanaan Walimatul Akikah

Meskipun inti dari akikah adalah penyembelihan hewan, rangkaian pelaksanaannya sering kali melibatkan beberapa tahapan penting yang disesuaikan dengan adat istiadat setempat, namun tetap berlandaskan syariat:

1. Niat dan Waktu

Niat dilakukan saat akan menyembelih hewan. Waktu yang paling utama adalah pada hari ketujuh kelahiran. Jika tidak memungkinkan, bisa ditunda hingga hari ke-14 atau ke-21.

2. Penyembelihan dan Doa

Penyembelihan dilakukan oleh muslim yang memenuhi syarat, sembari mengucapkan Bismillah, Allahu Akbar, dan doa khusus akikah. Daging hasil sembelihan kemudian dimasak dan diolah menjadi hidangan.

3. Distribusi Daging

Pembagian daging akikah memiliki beberapa panduan umum. Daging tidak boleh dijual. Umumnya, daging dibagi menjadi tiga bagian:

4. Prosesi Walimah (Perjamuan)

Walimah adalah jamuan makan yang diselenggarakan sebagai puncak perayaan. Dalam acara ini, seringkali diadakan pembacaan doa khusus untuk memohon keberkahan dan menjadi anak yang saleh/salehah bagi si buah hati. Ini adalah momen penting untuk memperkenalkan bayi secara resmi kepada masyarakat luas dalam bingkai ibadah.

Perbedaan Akikah dengan Aqiqah

Perlu diketahui bahwa istilah "Akikah" dan "Aqiqah" merujuk pada hal yang sama, yaitu ritual penyembelihan syukur atas kelahiran anak dalam Islam. Perbedaan penulisan ini hanyalah variasi transliterasi dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia, namun substansi hukum dan tata caranya tetap identik.

Secara keseluruhan, Walimatul Akikah adalah manifestasi nyata dari rasa syukur orang tua. Dengan melaksanakan sunnah ini, diharapkan keberkahan senantiasa mengalir dalam kehidupan keluarga dan tumbuh kembang sang anak menjadi pribadi yang dirahmati Allah SWT.

🏠 Homepage