Ilustrasi: Kemurnian melalui proses distilasi
Pertanyaan mendasar yang sering muncul dalam diskusi tentang kualitas air adalah: Air suling adalah air apa? Jawabannya sederhana namun mendalam: Air suling (atau distilled water) adalah air yang telah dimurnikan melalui proses distilasi, menjadikannya salah satu bentuk air paling murni yang tersedia secara komersial.
Distilasi adalah metode pemurnian fisik yang bekerja berdasarkan prinsip perbedaan titik didih. Dalam proses ini, air dipanaskan hingga mencapai titik didihnya (100 derajat Celsius pada tekanan standar) dan berubah menjadi uap air. Karena mineral, garam, logam berat, bakteri, dan kontaminan lainnya memiliki titik didih yang jauh lebih tinggi, mereka tertinggal dalam wadah pemanas. Uap air murni ini kemudian dialirkan melalui tabung pendingin (kondensor), di mana ia didinginkan kembali menjadi bentuk cair. Hasilnya adalah air suling—H2O hampir murni tanpa zat terlarut.
Secara kimiawi, air suling memiliki konduktivitas listrik yang sangat rendah karena hampir tidak adanya ion bebas (seperti natrium, kalsium, atau klorida) yang biasanya menghantarkan listrik dalam air biasa. Ini yang membedakannya secara fundamental dari air keran atau air mineral.
Air minum standar yang kita konsumsi sehari-hari, meskipun aman, mengandung berbagai zat terlarut. Zat-zat ini bisa berupa mineral esensial seperti kalsium dan magnesium (yang memberikan rasa pada air), hingga kontaminan seperti pestisida atau residu farmasi. Sebaliknya, proses suling secara efektif menghilangkan hampir semua zat non-air.
Proses pemurnian ini memastikan bahwa air suling adalah air yang netral, bebas dari bau, warna, dan rasa yang disebabkan oleh zat asing. Kehilangan mineral ini adalah pisau bermata dua: baik untuk aplikasi teknis spesifik, tetapi menimbulkan perdebatan ketika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Meskipun sering diperdebatkan untuk konsumsi harian, air suling adalah pilihan tak tergantikan di banyak sektor industri dan laboratorium karena kemurniannya yang ekstrem.
Penting untuk membedakan air suling dari air deionisasi (DI water). Keduanya sama-sama murni, tetapi dicapai melalui metode yang berbeda. Air deionisasi menghilangkan ion melalui proses pertukaran ion resin, bukan melalui penguapan. Hasilnya serupa, yaitu air dengan konduktivitas rendah, tetapi air suling secara umum dianggap lebih unggul dalam menghilangkan kontaminan non-ionik (seperti senyawa organik volatil) yang mungkin lolos dari proses deionisasi sederhana.
Secara umum, para ahli kesehatan sepakat bahwa minum air suling dalam jangka waktu pendek tidak berbahaya. Namun, konsumsi jangka panjang tidak dianjurkan sebagai sumber hidrasi utama. Alasannya, air suling bersifat "agresif" karena kekurangannya mineral. Ketika diminum, air ini cenderung menarik mineral dari jaringan tubuh untuk mencapai keseimbangan osmotik. Meskipun tubuh memiliki mekanisme untuk mengatasi hal ini, menghilangkan sumber mineral esensial dari diet harian tidaklah bijaksana. Air minum sehari-hari idealnya mengandung sedikit mineral untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi mikro kita.
Kesimpulannya, air suling adalah air H2O murni hasil proses distilasi, sangat berharga untuk tujuan teknis dan industri. Namun, untuk kebutuhan hidrasi harian, air minum yang mengandung mineral terlarut tetap menjadi pilihan yang lebih seimbang dan dianjurkan.