Ilustrasi simbolis air mata darah.
Konsep "air mata darah" atau yang secara medis dikenal sebagai hemolacria, seringkali muncul dalam cerita rakyat, mitologi kuno, atau penggambaran dramatis dalam seni. Dalam konteks spiritual atau naratif, air mata darah melambangkan penderitaan yang ekstrem, kesedihan mendalam, atau pengorbanan besar. Namun, di balik gambaran dramatis tersebut, fenomena ini memiliki dasar medis yang nyata, meskipun sangat jarang terjadi.
Ketika seseorang mengalami hemolacria, cairan yang keluar dari mata mereka mengandung jejak darah atau tampak sepenuhnya merah. Penting untuk membedakan antara apa yang sering disalahartikan sebagai air mata darah—seperti iritasi mata akibat bahan kimia atau debu—dengan keluarnya darah secara spontan dari saluran air mata.
Secara umum, penyebab hemolacria dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama: masalah lokal pada mata atau kelainan pada sistem pembekuan darah.
Penyebab paling umum berkaitan dengan cedera atau masalah vaskular langsung di area mata. Ini termasuk:
Dalam beberapa kasus yang lebih serius, hemolacria bisa menjadi gejala kondisi medis yang memengaruhi kemampuan darah untuk membeku dengan baik. Kondisi seperti hemofilia atau penggunaan obat pengencer darah (antikoagulan) dapat meningkatkan risiko perdarahan di area sensitif seperti mata. Jika penyebabnya adalah masalah pembekuan, dokter akan melakukan tes darah menyeluruh untuk mengidentifikasi kelainan yang mendasarinya.
Terlepas dari penyebab fisiknya, melihat darah keluar dari mata sendiri atau orang lain seringkali menimbulkan ketakutan dan kecemasan yang luar biasa. Dalam banyak budaya, fenomena ini dikaitkan dengan pertanda buruk atau hukuman ilahi. Namun, dari perspektif medis modern, ini adalah gejala yang memerlukan investigasi segera.
Jika air mata berdarah terjadi hanya sekali setelah trauma ringan, mungkin tidak perlu khawatir berlebihan. Akan tetapi, jika episode ini berulang, terjadi tanpa sebab yang jelas, atau disertai dengan rasa sakit yang hebat, penglihatan kabur, atau memar yang tidak biasa di tempat lain, langkah medis sangat krusial. Dokter mata (oftalmologis) akan menjadi profesional pertama yang mengevaluasi kondisi mata secara langsung, sementara ahli hematologi mungkin perlu dilibatkan jika dicurigai adanya gangguan pembekuan darah.
Air mata darah, sebuah deskripsi yang sarat makna emosional, dalam kenyataannya adalah manifestasi fisik dari kondisi medis, baik yang bersifat sementara akibat iritasi lokal maupun indikasi adanya masalah sistemik yang lebih dalam. Memahami bahwa fenomena ini, meski dramatis, umumnya dapat dijelaskan oleh ilmu kedokteran adalah langkah pertama untuk mengurangi ketakutan dan mencari penanganan yang tepat. Menghindari sensasionalisme dan fokus pada diagnosis yang akurat adalah kunci dalam menghadapi kondisi langka ini.