Baja tahan karat (Stainless Steel) adalah kelompok paduan besi yang dikenal luas karena ketahanannya terhadap korosi. Di antara beragam jenis yang tersedia, AISI 329 menempati posisi penting. Baja ini tergolong dalam kategori baja tahan karat dupleks (duplex stainless steel), meskipun kadang-kadang ia juga diklasifikasikan sebagai baja tahan karat feritik-austenitik khusus. Keunggulan utama dari AISI 329 terletak pada kombinasi properti mekanik yang tinggi dan ketahanan korosi superior, terutama dalam lingkungan yang mengandung klorida dan asam.
Seperti baja tahan karat lainnya, komposisi kimia adalah penentu utama performa material. AISI 329 dirancang untuk mencapai keseimbangan antara fase ferit dan austenit dalam struktur mikro pada suhu kamar, yang merupakan ciri khas baja dupleks. Komposisi ini biasanya mencakup persentase Kromium (Cr) yang tinggi (untuk ketahanan oksidasi), Nikel (Ni) (untuk pembentukan fase austenit), Molibdenum (Mo) (untuk peningkatan ketahanan pitting dan celah), serta unsur lain seperti Mangan (Mn) dan Silikon (Si).
Kandungan Molibdenum adalah salah satu faktor kunci yang membedakan 329 dari seri 300 standar. Kehadiran Mo secara signifikan meningkatkan ketahanan material terhadap korosi sumuran (pitting corrosion) dan korosi celah (crevice corrosion) yang sering terjadi di lingkungan laut atau kimiawi yang agresif. Struktur mikro dua fasa ini memberikan kekuatan luluh (yield strength) yang jauh lebih tinggi dibandingkan baja austenitik biasa seperti 304 atau 316.
Kekuatan mekanik adalah alasan kuat mengapa insinyur sering memilih AISI 329. Karena struktur dupleksnya, 329 menawarkan kekuatan tarik dan kekuatan luluh yang hampir dua kali lipat dibandingkan baja austenitik konvensional dengan ketebalan dinding yang sama. Hal ini memungkinkan perancangan komponen yang lebih ramping tanpa mengorbankan integritas struktural, yang berarti penghematan berat dan biaya material dalam jangka panjang.
Lingkungan aplikasi AISI 329 seringkali menuntut ketahanan korosi yang ekstrem. Baja ini sangat tahan terhadap serangan asam non-oksidasi, seperti asam sulfat encer dan asam klorida pada konsentrasi tertentu. Namun, daya tarik terbesarnya adalah dalam menangani lingkungan yang mengandung ion klorida.
Dalam lingkungan air laut atau proses kimia yang melibatkan garam, baja tahan karat austenitik standar rentan terhadap Korosi Stres Tahan Retak (Stress Corrosion Cracking/SCC). AISI 329, berkat kandungan kromium dan molibdenumnya yang seimbang, menunjukkan resistensi yang jauh lebih baik terhadap fenomena SCC ini. Hal ini menjadikannya pilihan ideal untuk komponen yang bersentuhan langsung dengan air laut atau cairan proses yang mengandung klorida tinggi.
Mengingat kombinasi unik antara kekuatan mekanik tinggi dan resistensi korosi yang luar biasa, AISI 329 banyak diaplikasikan pada sektor industri berat dan lingkungan yang menantang. Beberapa area aplikasi utama meliputi:
Meskipun memiliki keunggulan signifikan, perlu dicatat bahwa pengelasan AISI 329 memerlukan perhatian khusus untuk menjaga keseimbangan fasa ferit dan austenit pasca pengelasan, demi memastikan properti ketahanan korosi tidak menurun. Pemilihan filler material dan teknik pengelasan yang tepat sangat krusial dalam instalasi komponen berbahan dasar baja ini. Secara keseluruhan, AISI 329 tetap menjadi solusi material berkinerja tinggi ketika kebutuhan akan kekuatan dan durabilitas lingkungan ekstrem bertemu.