Gambar representasi baja paduan tahan karat.
Baja tahan karat adalah material yang esensial dalam berbagai industri, mulai dari peralatan medis hingga pembuatan pisau presisi. Di antara banyaknya grade baja martensitik yang tersedia, AISI 440B menempati posisi penting karena kombinasi unik antara kekerasan tinggi setelah perlakuan panas dan ketahanan korosi yang cukup baik.
Grade 440B merupakan bagian dari keluarga baja seri 440, yang dikenal sebagai baja tahan karat dengan kandungan kromium tinggi. Kandungan kromium inilah yang memberikan sifat ketahanan terhadap oksidasi (karat). Namun, yang membedakannya dari saudara kandungnya, seperti 440A dan 440C, terletak pada kandungan karbonnya.
Untuk memahami kinerja sebuah material, komposisi kimianya harus dianalisis. Baja AISI 440B dirancang dengan keseimbangan elemen yang tepat:
Perbedaan kadar karbon ini sangat krusial. Baja 440C adalah salah satu baja tahan karat yang paling keras, tetapi seringkali sulit untuk diasah hingga ketajaman ekstrem dan cenderung lebih rentan terhadap pitting (korosi titik) jika tidak dirawat. Sebaliknya, 440B menawarkan titik temu yang ideal: sangat keras, mampu menahan tepi potong dengan baik, tetapi sedikit lebih mudah dikerjakan dan dirawat dibandingkan 440C.
Kekuatan sejati dari AISI 440B terwujud setelah melalui proses perlakuan panas yang cermat. Seperti baja martensitik lainnya, material ini harus melalui proses penempaan, pengerasan (quenching), dan penemperan (tempering).
Proses pengerasan melibatkan pemanasan hingga suhu austenit dan pendinginan cepat, yang menghasilkan struktur martensit yang sangat keras. Namun, kekerasan ekstrem ini sering membuat baja menjadi getas. Oleh karena itu, proses penempering (memanaskan kembali pada suhu lebih rendah) dilakukan untuk mengurangi kerapuhan sambil mempertahankan sebagian besar kekerasan yang dicapai.
Kekerasan Rockwell (HRC) yang dapat dicapai oleh 440B biasanya berada di kisaran 57–60 HRC, yang sangat memadai untuk aplikasi yang membutuhkan retensi tepi potong (edge retention) yang superior tanpa mengorbankan seluruhnya ketahanan terhadap retak.
Karena karakteristiknya yang menonjol, baja AISI 440B banyak digunakan di sektor di mana ketahanan aus dan kemampuan mempertahankan ketajaman adalah prioritas utama. Beberapa aplikasi umum meliputi:
Seringkali, orang bingung membedakan 440B dan 440C. Perbedaan utamanya adalah kandungan karbon. Baja AISI 440B mengandung sekitar 0.75% hingga 0.95% karbon, sedangkan 440C mengandung minimal 0.95% karbon (seringkali hingga 1.20%).
Karbon ekstra pada 440C meningkatkan kekerasan maksimum yang dapat dicapai serta retensi tepi potong, menjadikannya raja kekerasan di antara baja tahan karat standar. Namun, 440B menawarkan kompromi yang lebih baik dalam hal pemesinan dan ketangguhan (toughness), membuatnya lebih mudah untuk dikerjakan menjadi komponen yang kompleks sebelum proses pengerasan akhir.
Meskipun diklasifikasikan sebagai baja tahan karat karena kandungan kromiumnya yang tinggi, penting untuk dicatat bahwa AISI 440B tidak sekuat baja tahan karat seri austenitik (seperti 304 atau 316) dalam lingkungan yang sangat korosif.
Ketahanan korosinya berasal dari pembentukan lapisan pasif kromium oksida. Untuk menjaga ketahanan korosi optimal, terutama pada alat yang sering terpapar kelembaban, asam ringan, atau cairan tubuh (dalam konteks medis), permukaan 440B harus dijaga kebersihannya dan dikeringkan setelah digunakan. Pembersihan rutin sangat dianjurkan untuk mencegah korosi titik (pitting) atau noda yang dapat merusak permukaan hasil polesan tinggi.
Secara keseluruhan, AISI 440B adalah pilihan material yang sangat solid ketika kebutuhan industri menuntut perpaduan antara kekerasan tinggi, kemampuan mempertahankan ketajaman, dan ketahanan korosi yang memadai untuk kondisi operasional sehari-hari.