Di dunia perhiasan dan benda-benda seni tradisional Indonesia, terdapat satu material yang menyimpan keunikan alam bawah laut, yaitu akar bahar gundi. Material ini bukanlah akar dari tumbuhan darat, melainkan bagian dari organisme laut yang dikenal sebagai gorgonian, sejenis karang lunak yang memiliki struktur kerangka keras. Secara botani, ia mungkin dinamakan sebagai organisme Cnidaria, namun dalam konteks budaya dan perdagangan, ia lebih dikenal dengan sebutan yang merujuk pada bentuknya yang menyerupai akar.
Asal Usul dan Pengambilan
Pengambilan akar bahar gundi biasanya dilakukan di perairan tropis yang kaya akan terumbu karang, khususnya di beberapa wilayah kepulauan Indonesia. Proses pengambilan ini memerlukan keahlian khusus karena harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak ekosistem laut secara keseluruhan. Setelah berhasil diangkat ke permukaan, materi ini harus melalui proses pengawetan dan pembersihan yang intensif. Bagian yang sering digunakan adalah kerangka luarnya yang telah mati.
Salah satu ciri khas dari akar bahar gundi adalah teksturnya yang unik; kasar, berserat, dan memiliki pola percabangan yang rumit. Warnanya dapat bervariasi, mulai dari cokelat gelap, hitam pekat, hingga merah marun yang sangat diminati. Varian warna ini sering kali dipengaruhi oleh habitat tempat ia tumbuh dan metode pengolahan pasca-panen. Kealamian inilah yang menjadikannya primadona bagi para kolektor dan pengrajin.
Transformasi Menjadi Karya Seni
Nilai estetika akar bahar gundi terletak pada kemampuannya untuk dibentuk menjadi berbagai macam benda. Pengrajin terampil memanfaatkan sifatnya yang liat namun kuat ketika sudah kering. Benda yang paling populer adalah gelang atau kalung. Gelang akar bahar gundi sangat dihargai, dipercaya memiliki daya tarik tersendiri, dan sering dianggap sebagai simbol kekuatan serta ketahanan karena berasal dari lingkungan laut yang keras.
Selain perhiasan, material ini juga diolah menjadi gagang keris, ornamen ukiran, hingga peralatan seni lainnya. Proses pemahatannya memerlukan kesabaran tinggi, sebab salah menggerakkan pahat sedikit saja dapat merusak serat alami yang sudah terbentuk selama puluhan tahun di dasar laut. Permukaan yang telah dipoles akan menampilkan kilau alami yang khas, kontras dengan serat-seratnya yang terlihat menonjol.
Mitos dan Kepercayaan Masyarakat
Di samping nilai seni dan ekonominya, akar bahar gundi seringkali dibalut dengan berbagai mitos dan kepercayaan turun-temurun. Banyak masyarakat percaya bahwa mengenakan atau memajang benda yang terbuat dari material ini dapat memberikan perlindungan spiritual. Kepercayaan ini sering dikaitkan dengan energi laut yang dipercaya membawa ketenangan, keberanian, dan penolak bala. Meskipun bersifat non-ilmiah, kepercayaan ini menambah nilai historis dan mistis dari setiap artefak yang terbuat dari akar bahar gundi.
Merawat benda dari akar bahar gundi juga memerlukan perhatian khusus. Karena ia adalah materi organik, paparan sinar matahari langsung atau cairan kimia dapat menyebabkan kerusakan, seperti pemudaran warna atau keretakan. Perawatan rutin biasanya hanya melibatkan pembersihan lembut dengan kain kering atau sedikit minyak khusus untuk menjaga kelembaban dan kilau alaminya.
Secara keseluruhan, akar bahar gundi merepresentasikan kekayaan hayati bawah laut Indonesia yang luar biasa. Dari kedalaman samudra, ia muncul sebagai warisan budaya dan seni yang terus memukau mata siapa pun yang mengenalnya. Keunikan tekstur, warna, dan filosofi yang melekat menjadikannya komoditas yang tak tergantikan dalam lanskap kerajinan tradisional.