Akar bahar, yang sering dikenal juga sebagai akar koral atau cabang terumbu karang merah, telah lama dipercaya memiliki berbagai khasiat mistis dan terapeutik dalam budaya tradisional Indonesia. Karena permintaan yang tinggi, terutama dalam bentuk perhiasan atau jimat, pasar pun dibanjiri oleh produk tiruan. Mengenali akar bahar palsu kini menjadi keterampilan penting bagi para kolektor dan konsumen yang ingin mendapatkan manfaat sejati dari benda alami ini.
Secara alami, akar bahar adalah kerangka dari organisme laut (sejenis polip karang). Keunikan warnanya yang didominasi merah gelap hingga hitam, serta teksturnya yang liat namun kuat, membuatnya dianggap sebagai material yang sakral. Beberapa kepercayaan mengaitkannya dengan perlindungan diri, penolak energi negatif, hingga meningkatkan aura positif pemakainya. Tingginya nilai jual dan permintaan inilah yang membuka peluang besar bagi pemalsu untuk mencari jalan pintas.
Membuat tiruan akar bahar bukanlah hal baru. Pemalsu kini semakin mahir meniru bentuk dan warna aslinya. Material yang paling sering digunakan untuk meniru akar bahar adalah plastik berkualitas tinggi, resin epoksi, atau bahkan kayu yang dicat dan dibentuk menyerupai cabang karang. Tantangannya adalah, jika dilihat sekilas, terutama bagi mata awam, sulit membedakan antara yang asli dan yang palsu.
Salah satu indikasi kuat adanya pemalsuan adalah harga yang terlalu murah. Akar bahar asli memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi karena proses mendapatkannya yang sulit dan memerlukan izin. Jika Anda menemukan sepotong material yang diklaim sebagai akar bahar dengan harga yang jauh di bawah standar pasar, patut dicurigai bahwa Anda berhadapan dengan akar bahar palsu.
Untuk membantu Anda dalam proses verifikasi, ada beberapa langkah pengujian sederhana yang dapat dilakukan tanpa merusak benda tersebut:
Akar bahar asli memiliki tekstur yang sedikit kasar, berpori-pori halus, dan terasa sedikit "hidup" saat disentuh, meskipun sudah mati. Jika disentuh, karang asli akan terasa sedikit dingin. Sebaliknya, akar bahar palsu dari plastik atau resin cenderung terasa sangat halus, licin, atau justru terlalu kasar seperti amplas kasar. Perhatikan juga pola cabangnya; pada yang asli, polanya tampak organik dan tidak simetris sempurna.
Ini adalah salah satu metode klasik, namun harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan hanya pada bagian yang tidak terlihat (misalnya ujung kecil yang bisa dikorbankan). Akar bahar asli, karena sifatnya yang merupakan zat organik laut, akan mengeluarkan bau seperti tulang yang terbakar dan cenderung rapuh atau berubah menjadi abu tipis. Sedangkan plastik atau resin akan meleleh, mengeluarkan bau kimia menyengat, dan menyisakan lelehan yang lengket.
Warna merah atau hitam pada akar bahar asli biasanya tidak merata secara sempurna. Akan ada gradasi warna alami. Lebih penting lagi, amatilah porositasnya. Akar bahar sejati memiliki pori-pori kecil yang merupakan sisa saluran kehidupan karang. Pada akar bahar palsu berbahan resin, pori-pori tersebut seringkali terlalu seragam atau bahkan tidak ada sama sekali.
Akar bahar asli memiliki tingkat elastisitas tertentu; ia bisa sedikit ditekuk, meski kemudian akan kembali ke bentuk semula (tergantung jenisnya). Benda palsu dari kayu atau plastik cenderung kaku total atau malah terlalu lentur dan mudah patah jika dipaksa. Selain itu, benda asli yang padat biasanya terasa lebih berat dibandingkan dengan benda tiruan dari plastik ringan.
Keindahan dan makna spiritual dari akar bahar sulit ditandingi oleh benda imitasi manapun. Jika Anda berniat membeli, selalu cari penjual yang terpercaya dan berani memberikan jaminan keaslian. Memahami ciri-ciri akar bahar palsu bukan hanya soal menghindari kerugian finansial, tetapi juga menghormati keaslian material alam yang langka ini. Selalu periksa dengan teliti sebelum memutuskan untuk memilikinya.