Di kedalaman lautan yang sunyi, tersembunyi harta karun biologis yang memukau. Salah satu yang paling misterius dan diminati adalah akar bahar unik. Sering disalahpahami sebagai tanaman, akar bahar sebenarnya adalah kerangka internal dari sejenis polip laut yang termasuk dalam ordo Antipatharia—atau yang lebih dikenal sebagai karang hitam. Keunikan mereka terletak pada tekstur, warna, dan kemampuan adaptasinya terhadap lingkungan laut dalam yang ekstrem.
Secara ilmiah, akar bahar bukanlah tumbuhan, melainkan hewan invertebrata yang membentuk koloni. Kerangka keras yang kita lihat dan gunakan sebagai perhiasan atau ornamen adalah zat protein yang disebut gorgonin. Apa yang membuat sebuah akar bahar unik adalah variasi bentuk dan warnanya. Tidak semua akar bahar berwarna hitam pekat. Ada varian merah menyala, emas, hingga putih gading, tergantung pada spesies dan mineral yang diserapnya selama pertumbuhan.
Proses pembentukannya sangat lambat. Karang ini tumbuh hanya beberapa milimeter per tahun, membutuhkan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk mencapai ukuran yang signifikan. Inilah yang menjadikannya sumber daya yang terbatas dan berharga. Bentuknya yang bercabang menyerupai akar pohon atau semak belukar, memberikan visualisasi sempurna mengapa ia disebut 'akar bahar' (akar laut).
Mengapa banyak kolektor dan penggemar benda-benda laut mencari akar bahar unik? Jawabannya multifaset. Pertama, estetika. Setiap cabang memiliki alur dan lekukan alami yang tidak mungkin ditiru oleh buatan tangan manusia. Bentuknya yang asimetris dan teksturnya yang padat memberikan kesan elegan sekaligus misterius.
Kedua, nilai filosofis dan spiritual yang melekat padanya di berbagai budaya. Di beberapa kepercayaan tradisional Asia, akar bahar dipercaya memiliki energi penolak bala (netralisir energi negatif) dan pembawa keberuntungan, terutama jika diolah menjadi jimat atau perhiasan yang dipadukan dengan logam mulia. Varian merah, yang sering disebut 'akar bahar merah delima', dihargai sangat tinggi karena kelangkaannya dan diyakini membawa semangat vitalitas.
Untuk mendapatkan akar bahar unik, penyelam harus menjangkau kedalaman tertentu, seringkali di daerah terumbu karang yang sulit diakses. Proses pengambilan harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar kerangka tidak rusak. Setelah diambil, bahan mentah ini harus melalui serangkaian proses pembersihan ekstensif untuk menghilangkan sisa-sisa polip dan organisme laut yang menempel.
Tahap pengolahan adalah kunci untuk menonjolkan keunikan masing-masing potongan. Pemolesan dilakukan secara bertahap. Jika akar bahar akan dibuat menjadi gelang atau tongkat, pemahat akan berusaha mempertahankan kontur alami batangnya. Semakin gelap, padat, dan bebas dari retakan, semakin tinggi nilainya. Akar bahar yang sangat langka bahkan memperlihatkan pola garis-garis konsentris yang terbentuk selama masa pertumbuhannya, menjadi tanda autentisitas dan usia.
Mengingat laju pertumbuhannya yang lambat, isu keberlanjutan menjadi sangat penting bagi perdagangan akar bahar unik. Banyak negara kini memberlakukan regulasi ketat mengenai penangkapan dan ekspor karang laut dalam. Konservasi terumbu karang secara keseluruhan sangat mempengaruhi ketersediaan sumber daya ini di alam liar.
Oleh karena itu, muncul tren baru di mana para kolektor mulai mencari akar bahar yang diperoleh dari sumber yang berkelanjutan atau yang sudah dipanen secara legal bertahun-tahun sebelumnya. Keunikan sejati dari akar bahar kini tidak hanya terletak pada bentuknya, tetapi juga pada etika di balik kepemilikannya. Ia adalah pengingat bisu akan kerapuhan ekosistem laut kita yang kaya dan tak ternilai harganya.
Mencari sebuah akar bahar unik adalah pencarian atas karya seni alam yang membutuhkan waktu geologis untuk tercipta. Keindahannya yang dingin, gelap, namun memancarkan aura kekuatan menjadikannya lebih dari sekadar objek dekoratif; ia adalah potongan sejarah laut yang terawetkan.