Memahami Aqidah Wasithiyah

Simbol Keseimbangan Aqidah Moderasi Ketat WASITHIYAH

Ilustrasi Konsep Keseimbangan dalam Keyakinan

Apa Itu Aqidah Wasithiyah?

**Aqidah Wasithiyah adalah** sebuah manhaj (metodologi) atau landasan akidah Islam yang menekankan pada jalan tengah atau moderasi dalam memahami dan mengamalkan prinsip-prinsip keimanan. Istilah "Wasithiyah" sendiri berasal dari kata Arab *al-wasat*, yang berarti tengah, seimbang, atau pertengahan. Konsep ini merupakan penegasan bahwa Islam adalah agama yang berdiri di atas prinsip keseimbangan, menjauhi sikap berlebihan (ghuluw) maupun sikap mengabaikan (tafrith).

Secara historis, istilah ini sangat erat kaitannya dengan risalah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, yaitu "Al-'Aqidah Al-Wasithiyah". Risalah ini ditulis sebagai jawaban atas perdebatan teologis yang muncul pada masanya, khususnya mengenai sifat-sifat Allah (Asma wa Sifat) dan persoalan takdir, yang mana banyak golongan terjerumus ke dalam ekstremitas pemikiran. Aqidah Wasithiyah hadir sebagai penegasan kembali kepada akidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang murni sebagaimana dipahami oleh generasi awal Islam.

Prinsip Dasar Aqidah Wasithiyah

Inti dari Aqidah Wasithiyah adalah kembali kepada sumber utama ajaran Islam: Al-Qur'an dan As-Sunnah, dengan pemahaman yang sesuai dengan apa yang dipahami oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW dan para ulama salaf (pendahulu yang saleh). Prinsip ini menolak taklid (mengikuti tanpa dalil) dan menolak interpretasi yang menyimpang dari teks-teks syar'i.

1. Ketegasan dalam Tauhid, Fleksibilitas dalam Furu'

Aqidah Wasithiyah sangat kokoh dalam masalah dasar keimanan (ushul), terutama dalam Tauhid (keesaan Allah). Dalam hal ini, tidak ada ruang untuk kompromi. Namun, dalam masalah cabang (furu'iyah) yang terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama yang memiliki landasan dalil, prinsip ini mengajarkan toleransi dan menghargai perbedaan pandangan. Keseimbangan ini mencegah perpecahan atas isu-isu yang masih bersifat ijtihadi.

2. Sikap Terhadap Sifat Allah (Asma wa Sifat)

Salah satu fokus utama Wasithiyah adalah penetapan sifat-sifat Allah tanpa takwil (interpretasi menyimpang), tanpa tasybih (menyerupakan dengan makhluk), dan tanpa ta'thil (menghilangkan sifat-sifat tersebut). Ini adalah jalan tengah antara Mu'athilah (yang menolak banyak sifat) dan Mujassimah (yang menyerupakan Allah dengan ciptaan-Nya). Aqidah Wasithiyah menegaskan bahwa sifat Allah ditetapkan sebagaimana adanya tanpa membahas "bagaimana"-nya (bila kayf).

"Allah berfirman di dalam Al-Qur'an, dan Dia adalah Zat yang Maha Suci, bahwasanya Dia bersemayam di atas 'Arsy dengan cara yang sesuai dengan keagungan-Nya, dan Dia Maha Tinggi di atas semua ciptaan-Nya, sebagaimana yang Dia firmankan."

3. Moderasi dalam Ibadah dan Muamalah

Wasithiyah menolak bid'ah (inovasi dalam agama) yang lahir dari sikap berlebihan dalam beribadah. Beribadah harus sesuai tuntunan syariat, bukan berdasarkan hawa nafsu atau tradisi yang tidak berdasar. Di sisi lain, Wasithiyah juga menolak sikap melonggarkan batasan agama demi kemudahan duniawi semata. Keseimbangan inilah yang menjaga kemurnian agama.

Mengapa Aqidah Wasithiyah Penting Saat Ini?

Di era informasi yang serba cepat, pemahaman agama seringkali menjadi dangkal dan mudah terjebak dalam radikalisme di satu sisi, atau sekularisme/liberalisme di sisi lain. **Aqidah Wasithiyah adalah** penawar terhadap kedua ekstremitas tersebut.

Dalam konteks kontemporer, prinsip Wasithiyah mengajarkan umat Islam untuk:

Dengan memahami dan menerapkan Aqidah Wasithiyah, seorang Muslim diharapkan memiliki fondasi keimanan yang kokoh, namun juga memiliki keluasan pandang (hikmah) dalam berinteraksi dengan realitas kehidupan yang majemuk. Ini adalah jalan lurus yang dicintai oleh Allah SWT, jalan yang menjauhkan pemeluknya dari kesesatan dan perpecahan.

🏠 Homepage