Aqidah adalah landasan fundamental dalam ajaran Islam. Secara etimologis, aqidah berarti ikatan atau simpul yang kokoh. Dalam konteks keagamaan, aqidah yang benar adalah seperangkat kepercayaan inti yang diyakini dengan sepenuh hati, tanpa keraguan sedikit pun, dan menjadi sumber bagi segala tindakan, pemikiran, dan sikap seorang Muslim. Aqidah yang sahih bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, serta dipahami melalui pemahaman para ulama yang mu'tabar.
Mengapa aqidah yang benar ini begitu penting? Karena ia menentukan validitas seluruh amal perbuatan. Tanpa aqidah yang lurus (tauhid), segala ibadah dan kebajikan yang dilakukan dianggap sia-sia di sisi Allah SWT. Aqidah yang benar berfungsi sebagai kompas moral dan spiritual, memberikan petunjuk jalan hidup yang lurus (ash-shirathal mustaqim) di tengah derasnya arus informasi dan paham-paham yang menyesatkan.
Aqidah yang benar diwujudkan melalui pengakuan dan pengamalan enam rukun iman. Keenam pilar ini saling terkait dan wajib diyakini secara menyeluruh:
Seorang Muslim yang aqidahnya telah tertanam kuat akan menunjukkan karakteristik tertentu dalam kehidupannya. Keteguhan hati adalah hasil pertama yang terlihat. Ketika menghadapi ujian atau cobaan, ia tidak mudah goyah karena ia meyakini bahwa di balik setiap kesulitan pasti ada hikmah yang telah ditentukan oleh Rabbnya.
Selain itu, aqidah yang benar mendorong seorang Muslim untuk senantiasa berpikir kritis terhadap paham-paham baru yang bertentangan dengan syariat. Ia memiliki standar kebenaran yang jelas, yaitu wahyu (Al-Qur'an dan Sunnah), sehingga ia tidak mudah tertipu oleh narasi-narasi yang menyesatkan atau sinkretisme keyakinan. Aqidah yang murni juga melahirkan keberanian dalam beribadah dan berdakwah, karena ia hanya mencari keridhaan Allah semata, bukan pujian manusia.
Menjaga aqidah agar tetap benar adalah proses seumur hidup. Ini memerlukan usaha aktif. Beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan meliputi:
Pada akhirnya, aqidah yang benar bukan sekadar teori yang dihafal, melainkan sebuah keyakinan hidup yang terwujud dalam setiap sikap dan perilaku. Ia adalah pondasi yang memastikan bangunan kehidupan seorang Muslim kuat menghadapi badai keraguan dan fitnah dunia.