Panduan Lengkap: Aqiqah Berapa Ekor Kambing?

Ilustrasi Kambing Aqiqah Siluet beberapa kambing yang sedang merumput di bawah matahari terbit.

Aqiqah adalah salah satu sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) dalam Islam yang dilaksanakan ketika seorang anak lahir. Tujuannya adalah sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia kehadiran seorang buah hati. Salah satu aspek paling penting dalam pelaksanaan aqiqah adalah menentukan jumlah hewan yang akan disembelih, yang umumnya adalah kambing atau domba.

Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah: aqiqah berapa ekor kambing yang ideal? Jawabannya didasarkan pada ajaran Rasulullah SAW, yang membedakan antara aqiqah untuk anak laki-laki dan anak perempuan.

Ketentuan Jumlah Hewan Aqiqah

Berdasarkan hadis-hadis yang sahih, jumlah hewan kurban (yang juga berlaku pada ketentuan aqiqah) dibedakan sebagai berikut:

Mengapa berbeda jumlahnya? Mayoritas ulama berpendapat bahwa perbedaan ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Ummu Kurz Al Ka'biyyah, di mana Rasulullah SAW bersabda: "Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang sepadan (usia dan kualitasnya), dan untuk anak perempuan satu ekor kambing." Jumlah dua ekor untuk laki-laki dianggap sebagai bentuk perlindungan dan keberkahan yang lebih besar, mengikuti konsep syariat Islam di mana tanggung jawab dan peran laki-laki terkadang memiliki porsi yang lebih banyak.

Syarat Hewan Aqiqah

Selain jumlah, kualitas dan usia hewan yang akan diakikahkan juga harus memenuhi syarat yang mendekati syarat hewan kurban, meskipun tidak seketat kurban Idul Adha. Berikut adalah syarat utama kambing aqiqah:

  1. Jenis Hewan: Umumnya menggunakan kambing atau domba. Sapi dan unta boleh digunakan, namun dihitung berdasarkan konversi (1 sapi/unta setara dengan 7 kambing).
  2. Usia: Hewan harus sudah mencapai usia minimal yang ditetapkan. Untuk kambing, biasanya minimal berusia 6 bulan dan sehat.
  3. Kondisi Fisik: Hewan harus terbebas dari cacat yang jelas, seperti buta, pincang parah, kurus kering, atau sakit parah.

Kapan Waktu Pelaksanaan Aqiqah?

Waktu pelaksanaan aqiqah juga menjadi perhatian penting. Secara umum, aqiqah dianjurkan untuk dilaksanakan pada hari ketujuh kelahiran bayi. Jika tidak memungkinkan pada hari ketujuh, ada pendapat yang membolehkannya pada hari keempat belas atau kedua puluh satu.

Pelaksanaan pada hari ketujuh adalah yang paling utama karena pada hari tersebut, hak anak atas orang tuanya mulai ditunaikan secara simbolis melalui ibadah ini.

Namun, bagaimana jika orang tua baru mampu secara finansial setelah melewati periode 21 hari tersebut? Mayoritas ulama kontemporer membolehkan pelaksanaan aqiqah ditunda hingga kondisi ekonomi keluarga mencukupi, meskipun waktu utama telah terlewat. Yang terpenting adalah niat tulus untuk menunaikan sunnah ini.

Pembagian Daging Aqiqah

Setelah hewan disembelih, dagingnya harus didistribusikan. Ada beberapa pandangan mengenai tata cara pembagian daging aqiqah, namun yang paling umum dan dianjurkan adalah membagi daging menjadi tiga bagian:

  1. Untuk Fakir Miskin (Sedekah): Sebagian disedekahkan kepada mereka yang membutuhkan.
  2. Untuk Kerabat dan Tetangga: Dibagikan kepada keluarga besar, kerabat, dan tetangga yang bukan termasuk fakir miskin sebagai bentuk silaturahmi.
  3. Untuk Keluarga yang Mengadakan Aqiqah (Konsumsi Sendiri): Sebagian boleh dimasak dan dikonsumsi oleh keluarga yang mengadakan aqiqah.

Penting dicatat, daging aqiqah sebaiknya dibagikan dalam keadaan mentah, meskipun beberapa tradisi lokal memungkinkan pembagian dalam bentuk masakan. Dengan memahami secara rinci mengenai aqiqah berapa ekor kambing dan syarat-syaratnya, orang tua dapat melaksanakan ibadah ini dengan sempurna sesuai tuntunan syariat Islam.

🏠 Homepage