Ilustrasi proses produksi saliva.
Produksi ludah atau saliva adalah fungsi vital tubuh yang sering kali tidak kita sadari. Normalnya, mulut kita memproduksi antara 0,5 hingga 1,5 liter air liur setiap hari. Namun, ada kalanya seseorang merasakan kondisi di mana ia memiliki banyak ludah dari biasanya. Fenomena ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti sering tersedak atau kebutuhan untuk menelan terus-menerus. Memahami penyebab peningkatan produksi ludah ini sangat penting untuk menentukan langkah penanganan yang tepat.
Sebelum membahas mengapa banyak ludah bisa terjadi, mari kita pahami fungsi dasar air liur. Saliva bukan sekadar air; ia mengandung enzim penting seperti amilase untuk memulai pencernaan karbohidrat, antibodi untuk melawan bakteri, dan mineral seperti kalsium serta fosfat yang berfungsi melindungi enamel gigi dari asam. Saliva juga membantu melumasi makanan agar mudah ditelan dan menetralisir pH mulut.
Kondisi di mana tubuh tiba-tiba memproduksi banyak ludah bisa dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari reaksi sederhana hingga kondisi medis yang memerlukan perhatian. Beberapa penyebab utama meliputi:
Ini adalah respons alami tubuh. Ketika kita mencium atau melihat makanan yang sangat lezat, otak mengirimkan sinyal ke kelenjar ludah untuk mempersiapkan pencernaan. Peningkatan produksi ini bersifat sementara dan wajar. Namun, jika seseorang mengalami hipersensitivitas terhadap rangsangan tertentu, produksi ludah bisa terasa berlebihan.
Beberapa jenis obat, terutama yang memengaruhi sistem saraf otonom atau yang digunakan untuk mengobati penyakit tertentu (seperti obat untuk penyakit Alzheimer atau Parkinson), dapat menyebabkan efek samping berupa peningkatan sekresi air liur (sialorrhea). Obat-obatan tertentu dapat secara langsung merangsang kelenjar ludah.
Salah satu penyebab yang paling sering dikaitkan dengan perasaan banyak ludah adalah penyakit refluks gastroesofageal (GERD) atau sering disebut naiknya asam lambung. Ketika asam lambung naik ke kerongkongan (esofagus), tubuh merespons dengan memproduksi sejumlah besar air liur. Air liur ini bersifat basa, berfungsi sebagai 'penyangga' alami untuk membantu menetralkan asam yang naik dan melindungi lapisan kerongkongan dari iritasi.
Pemasangan alat ortodonti baru (kawat gigi), gigi palsu yang belum pas, atau adanya luka/radang di rongga mulut dapat memicu respons protektif tubuh. Otak menginterpretasikan iritasi ini sebagai kebutuhan untuk 'membilas' area tersebut, sehingga menyebabkan produksi ludah yang berlebihan.
Dalam kasus yang lebih jarang, kondisi neurologis yang memengaruhi kontrol otot wajah dan menelan, seperti stroke, paralisis serebral, atau penyakit Parkinson, dapat menyebabkan kesulitan menelan (disfagia), yang mengakibatkan ludah menumpuk dan tampak seperti produksi yang berlebihan. Infeksi seperti radang amandel atau gigi berlubang parah juga dapat meningkatkan produksi saliva sebagai respons inflamasi.
Jika Anda secara rutin mengalami kondisi banyak ludah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan, terutama dokter gigi atau dokter spesialis THT/gastroenterologi, untuk mengidentifikasi akar permasalahannya.
Penanganan akan sangat bergantung pada penyebabnya. Jika terkait GERD, pengobatan antasida atau perubahan gaya hidup (menghindari makanan pemicu, tidak makan sebelum tidur) sangat disarankan. Jika disebabkan oleh obat, dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis atau mengganti jenis obat. Untuk sementara, mengunyah permen karet bebas gula atau mengisap permen keras dapat membantu merangsang gerakan menelan, sehingga mengurangi penumpukan ludah. Selain itu, menjaga kebersihan mulut yang baik sangat esensial, karena lingkungan mulut yang sehat cenderung memiliki respons sekresi yang lebih seimbang.
Kesimpulannya, meskipun merasa memiliki banyak ludah bisa mengganggu, sering kali ini adalah respons adaptif tubuh terhadap iritasi atau persiapan pencernaan. Namun, jangan abaikan jika kondisi ini persisten dan mengganggu kualitas hidup Anda.