Batang akar bahar, atau sering juga dikenal dengan nama ilmiah *Euplectella aspergillum* atau anggota dari filum Porifera (hewan spons), adalah salah satu biota laut yang menyimpan keindahan dan misteri luar biasa. Meskipun penampilannya menyerupai tumbuhan atau karang, akar bahar sejatinya adalah organisme laut multiseluler yang memiliki peran penting dalam ekosistem perairan.
Istilah "batang akar bahar" sering digunakan untuk merujuk pada kerangka luar (spikula) dari spons laut tertentu yang telah mati dan terdampar di pantai, atau yang sengaja diambil untuk dijadikan benda hias atau material kerajinan. Struktur ini memiliki pola jaring-jaring yang sangat rumit dan unik, menjadikannya objek yang menarik perhatian para kolektor dan pecinta alam.
Alt Text: Ilustrasi pola jaring-jaring silika yang membentuk kerangka batang akar bahar.
Keistimewaan utama dari batang akar bahar terletak pada kerangka penyusunnya. Berbeda dengan spons biasa yang memiliki kerangka dari bahan organik atau kalsium karbonat, spons laut yang menghasilkan struktur ini menyusun kerangka dari silika (mirip kaca atau kristal). Struktur ini, yang disebut 'spikula', saling terhubung membentuk anyaman yang sangat presisi dan geometris. Keindahan arsitektur mikroskopis inilah yang membuat akar bahar dihargai tinggi.
Secara biologis, struktur jaring ini berfungsi untuk mendukung tubuh spons yang lunak agar dapat bertahan di arus laut. Pola heksagonal atau segienam yang dominan pada jaringannya menunjukkan efisiensi struktural yang luar biasa, bahkan menjadi inspirasi bagi para ilmuwan material dalam merancang material komposit yang kuat namun ringan.
Dalam konteks komersial dan kerajinan, seringkali ada kebingungan antara akar bahar yang asli (dari filum Porifera) dengan tanaman laut lain seperti *Gorgonian* (karang lunak) atau bahkan bahan sintetis. Akar bahar asli memiliki tekstur yang keras, sedikit kasar, dan mempertahankan pola jaring yang otentik.
Secara tradisional, batang akar bahar telah lama digunakan dalam berbagai budaya, khususnya di Asia Tenggara, bukan hanya sebagai hiasan. Beberapa kepercayaan mengaitkan akar bahar dengan fungsi protektif atau penolak energi negatif. Meskipun klaim ini bersifat mistis, nilai estetika dan kerajinan tetap tinggi. Batang akar bahar diolah menjadi perhiasan, ukiran kecil, atau menjadi pajangan unik di rumah.
Mengingat permintaan yang stabil untuk kerajinan akar bahar, isu keberlanjutan menjadi sangat penting. Pengambilan akar bahar secara berlebihan dari alam liar dapat merusak habitat laut dan populasi spons. Oleh karena itu, banyak pihak kini mendorong penggunaan akar bahar yang telah terdampar secara alami (*dead coral*) atau mencari metode budidaya berkelanjutan jika memungkinkan.
Sebagai organisme laut yang hidup lambat, pemulihan populasi spons membutuhkan waktu yang lama. Melindungi ekosistem terumbu karang tempat mereka hidup adalah langkah fundamental untuk memastikan bahwa keindahan struktural batang akar bahar ini dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang, baik dalam bentuk alami maupun dalam bentuk kerajinan yang bertanggung jawab.
Memahami asal-usul dan keunikan struktur batang akar bahar memberikan apresiasi lebih terhadap kompleksitas kehidupan di dasar laut yang seringkali luput dari perhatian kita sehari-hari.