Ilustrasi: Ketika kebiasaan 'buang ludah terus' muncul.
Kebiasaan buang ludah terus menerus, meskipun terdengar sepele, seringkali menjadi masalah yang mengganggu kenyamanan sosial dan bahkan bisa menjadi indikasi adanya kondisi kesehatan tertentu. Bagi banyak orang, tindakan ini dilakukan tanpa disadari, seolah-olah menjadi refleks otomatis setiap beberapa menit sekali.
Penyebab utama dari perilaku ini sangat bervariasi. Dalam banyak kasus, ini terkait dengan produksi liur yang berlebihan (hipersalivasi) atau sensasi adanya lendir yang mengganggu di tenggorokan (disebut juga *globus sensation* atau rasa mengganjal).
Beberapa pemicu umum antara lain:
Selain aspek kesehatan, dampak sosial dari kebiasaan buang ludah terus juga signifikan. Dalam lingkungan publik, seperti transportasi umum, kantor, atau pertemuan formal, tindakan meludah dapat dipandang negatif, tidak higienis, dan mengganggu. Hal ini bisa menimbulkan rasa canggung atau bahkan penolakan sosial.
Banyak orang yang memiliki kebiasaan ini sering merasa cemas tentang kapan dan di mana mereka harus membuang ludah. Mereka mungkin mencari tisu atau wadah tersembunyi, yang menambah tingkat stres dalam aktivitas sehari-hari.
Mengatasi kebiasaan ini memerlukan pendekatan bertahap, dimulai dari mengidentifikasi akar masalahnya. Jika kebiasaan meludah ini sangat sering dan tiba-tiba muncul, konsultasi medis sangat disarankan untuk menyingkirkan kondisi seperti GERD atau masalah sinus kronis.
Jika Anda merokok, mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok dapat memberikan perbedaan besar, karena asap tembakau adalah iritan kuat bagi selaput lendir. Demikian pula, pastikan Anda minum cukup air putih untuk menjaga hidrasi dan mencegah kekeringan mulut yang memicu iritasi.
Daripada langsung meludah, coba lakukan langkah-langkah berikut:
Jika Anda menduga refluks asam adalah penyebabnya, hindari makanan yang memicu asam lambung seperti makanan pedas, berlemak tinggi, kafein, dan cokelat, terutama menjelang waktu tidur. Menaikkan sedikit posisi kepala saat tidur juga dapat membantu mengurangi gejala refluks yang memicu kebutuhan untuk buang ludah terus.
Perubahan perilaku tidak terjadi dalam semalam. Konsistensi dalam menerapkan teknik pengganti kebiasaan sangat penting. Jika setelah beberapa minggu mencoba langkah-langkah konservatif ini kebiasaan buang ludah terus masih mengganggu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dari dokter umum atau spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) untuk diagnosis yang lebih akurat.