Ikan Belida, atau nama ilmiahnya Chitala lopis, merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang memiliki nilai jual tinggi, terutama di pasar ekspor dan restoran mewah karena tekstur dagingnya yang unik. Dikenal juga sebagai ikan pisau karena bentuk tubuhnya yang pipih dan memanjang, budidaya ikan belida menjadi peluang bisnis yang menarik namun memerlukan perhatian khusus terhadap parameter kualitas air dan nutrisi pakan.
Ikan Belida secara alami merupakan predator yang hidup di perairan tawar seperti sungai besar dan danau. Mereka cenderung soliter dan agresif terhadap sesama jenisnya jika ruang gerak terlalu sempit. Dalam budidaya, penting untuk memahami bahwa Belida adalah ikan karnivora obligat. Hal ini menuntut penyediaan pakan berkualitas tinggi berbasis protein hewani untuk mencapai pertumbuhan optimal.
Pemilihan induk merupakan langkah krusial. Induk yang baik harus memiliki postur tubuh sempurna, bebas dari cacat, dan memiliki riwayat pertumbuhan yang baik. Budidaya ikan belida umumnya melalui dua tahapan utama: pembenihan (larva hingga benih) dan pendederan (pembesaran).
Budidaya ikan belida dapat dilakukan di kolam terpal, kolam semen, atau keramba apung, tergantung skala usaha. Untuk pemeliharaan skala rumah tangga atau rintisan, kolam terpal bundar sering menjadi pilihan karena mudah dikontrol.
Ikan Belida sensitif terhadap fluktuasi kualitas air. Parameter air harus dijaga ketat:
Sirkulasi air yang baik sangat penting, terutama pada fase pendederan, untuk menghindari penumpukan limbah metabolik ikan.
Proses pembenihan Belida seringkali dilakukan melalui pemijahan buatan (induksi hormon) karena pemijahan alami di kolam seringkali sulit dikontrol. Setelah telur dibuahi dan menetas, larva memerlukan penanganan ekstra hati-hati.
Pada fase larva awal, pakan alami seperti Rotifera atau Artemia sangat direkomendasikan. Setelah mencapai ukuran 1-2 cm, transisi ke pakan buatan (pelet halus) yang memiliki kandungan protein tinggi (di atas 40%) harus dilakukan secara bertahap.
Saat ikan memasuki fase pendederan (benih hingga ukuran konsumsi), kebutuhan protein tetap tinggi. Pemberian pakan harus dilakukan secara teratur, biasanya 2-3 kali sehari, sesuai dengan nafsu makan ikan. Hindari pemberian pakan berlebih karena sisa pakan dapat merusak kualitas air.
Beberapa pembudidaya sukses menggabungkan pakan pelet dengan sumber protein segar seperti ikan rucah atau cacing sutra untuk menstimulasi perilaku predator alami mereka, yang pada akhirnya meningkatkan laju pertumbuhan.
Penyakit pada budidaya ikan belida sering kali disebabkan oleh stres akibat kualitas air yang buruk atau kepadatan tebar yang tinggi. Ikan Belida yang stres rentan terhadap infeksi bakteri dan parasit.
Lakukan pengamatan harian terhadap tingkah laku ikan. Tanda-tanda penyakit meliputi:
Pencegahan adalah kunci utama. Rutin mengganti sebagian air kolam dan menjaga kebersihan dasar kolam akan meminimalisir risiko wabah penyakit.
Ikan Belida umumnya memerlukan waktu antara 8 hingga 12 bulan untuk mencapai ukuran pasar yang diinginkan (sekitar 500 gram hingga 1 kg per ekor). Pasar utama Belida adalah permintaan premium. Dagingnya yang lembut dan minim tulang kecil membuatnya sangat diminati untuk hidangan khas seperti 'pempek' atau fillet ekspor.
Dengan permintaan yang stabil dan harga jual yang cenderung tinggi dibandingkan komoditas ikan air tawar lainnya, budidaya ikan belida menjanjikan keuntungan signifikan asalkan manajemen budidaya dilakukan secara profesional dan disiplin.