Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu komoditas perikanan air tawar yang sangat populer di Indonesia, baik untuk konsumsi maupun budidaya. Keberhasilan budidaya nila sangat bergantung pada pemahaman mendalam mengenai siklus reproduksi dan cara berkembang biaknya. Nila dikenal memiliki tingkat kesuburan yang tinggi, namun ini juga bisa menjadi tantangan karena pertumbuhan ikan menjadi lambat akibat populasi benih yang terlalu padat. Memahami proses reproduksi nila adalah kunci untuk mendapatkan hasil panen yang optimal.
Proses berkembang biak ikan nila dimulai dari pembedaan jenis kelamin dan kematangan gonad. Secara umum, ikan nila dapat dibedakan berdasarkan bentuk perut dan alat kelaminnya. Jantan biasanya memiliki lubang urogenital yang lebih menonjol (papila), sementara betina memiliki dua lubang (anus dan urogenital) yang berdekatan.
Kematangan gonad terjadi pada usia yang relatif cepat. Nila mampu bereproduksi pada usia 4-6 bulan, tergantung pada kualitas pakan dan suhu air. Betina nila adalah pemijah alami yang sangat produktif. Setelah pemijahan, telur yang telah dibuahi akan diinkubasi oleh induk betina di dalam mulutnya (mouthbrooder). Proses ini merupakan salah satu kunci keberhasilan penetasan alami pada nila.
Reproduksi ikan nila melibatkan beberapa tahapan yang harus dikelola dengan baik oleh pembudidaya:
Karena kemampuan nila untuk memijah terus menerus, populasi di kolam pembesaran akan cepat menjadi padat, menyebabkan kompetisi makanan dan pertumbuhan ikan menjadi kerdil. Oleh karena itu, teknik pendederan (pemisahan antara induk dan benih) sangat penting:
Kondisi lingkungan memainkan peran krusial dalam memicu dan mendukung proses reproduksi ikan nila. Jika kondisi tidak ideal, pemijahan bisa tertunda atau gagal:
Suhu Air: Suhu optimal untuk pemijahan nila berkisar antara 25°C hingga 30°C. Suhu di bawah 20°C cenderung menghambat atau menghentikan proses reproduksi.
Kualitas Air: Tingkat oksigen terlarut (DO) harus dijaga di atas 5 ppm. Amonia dan nitrit harus dijaga serendah mungkin. pH air ideal berada di kisaran 6,5 hingga 8,5.
Kepadatan: Kepadatan induk yang terlalu tinggi dalam kolam pemijahan dapat menyebabkan stres dan penurunan kualitas pemijahan. Sediakan substrat atau tempat berlindung yang cukup bagi jantan untuk membuat sarang.
Cara berkembang biak ikan nila, meskipun alami dan relatif mudah, memerlukan manajemen yang ketat. Dengan mengontrol rasio jenis kelamin, menyediakan lingkungan yang mendukung (suhu dan kualitas air), serta melakukan pemanenan larva secara berkala, pembudidaya dapat memaksimalkan potensi produksi benih nila. Pemahaman yang baik mengenai mouthbrooding dan fase pendederan adalah fondasi utama untuk budidaya nila yang sukses dan berkelanjutan.