Akidah, atau keyakinan dasar dalam agama, adalah fondasi utama bagi seorang Muslim. Ia menentukan cara pandang seseorang terhadap alam semesta, tujuan hidup, dan hubungannya dengan Sang Pencipta. Dalam era informasi yang serba cepat dan penuh tantangan, menjaga kemurnian dan kekuatan akidah menjadi sebuah kewajiban yang berkelanjutan. Tantangan berupa pemikiran baru, keraguan, atau bahkan ajaran yang menyimpang dapat menggerus keyakinan jika tidak diantisipasi dengan langkah-langkah preventif yang tepat.
Akidah yang kuat berakar pada pengetahuan yang benar. Salah satu cara paling efektif untuk mempertahankan akidah adalah dengan terus menerus mempelajari sumber utamanya, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah Rasul.
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kestabilan keyakinan. Akidah mudah goyah jika sering terpapar dengan pandangan-pandangan yang bertentangan tanpa ada filter yang memadai.
Perlindungan Diri dari Pemikiran yang Merusak
Akidah adalah ranah hati dan keyakinan, sementara ibadah adalah manifestasi nyata dari keyakinan tersebut. Semakin baik praktik ibadah, semakin kuat pula ikatan batin dengan Sang Pencipta, sehingga akidah menjadi sulit digoyahkan oleh hal-hal duniawi.
Shalat yang khusyuk adalah sarana komunikasi langsung. Ketika seseorang rutin berkomunikasi dengan Tuhannya, maka keraguan yang datang dari luar akan terasa ringan karena ada sumber kekuatan yang selalu tersedia. Selain itu, memperbanyak dzikir (mengingat Allah) secara aktif menanamkan kesadaran akan keesaan-Nya dalam setiap detak jantung.
Wajar jika seorang manusia pernah dihampiri keraguan. Yang membedakan adalah respons terhadap keraguan tersebut. Ketika keraguan datang, jangan segera mencari jawaban di tempat yang salah.
Cara terbaik adalah menggabungkan dua sikap: Raja' (Harap) dan Khauf (Takut). Haraplah akan rahmat Allah yang telah memberikan hidayah, dan takutlah jika dengan mudahnya kemudahan tersebut dicabut karena sikap lalai atau terlalu mudah menerima informasi tanpa verifikasi. Segera kembali kepada doa dan permohonan petunjuk kepada Allah SWT saat gejolak akidah melanda.
Akidah akan semakin kokoh ketika kita merenungkan keagungan ciptaan Allah (Tafakkur). Perhatikan keteraturan alam semesta, keunikan diri sendiri, hingga kompleksitas tubuh manusia.
Ketika kita melihat bukti-bukti kebesaran-Nya terhampar luas—mulai dari peredaran planet hingga struktur DNA—maka keyakinan bahwa hanya Dia yang berhak disembah akan semakin terpatri kuat di dalam hati. Tafakkur adalah ibadah yang diam-diam namun sangat efektif dalam memelihara kemurnian tauhid. Mempertahankan akidah bukanlah tugas sekali seumur hidup, melainkan perjuangan harian yang memerlukan usaha konsisten dalam belajar, beribadah, dan menjaga lingkungan spiritual.
Dengan langkah-langkah di atas, seorang Muslim dapat membangun benteng akidah yang tidak mudah roboh diterpa badai pemikiran zaman modern.