Akidah Islam, atau keimanan, adalah fondasi utama bagi setiap Muslim. Ia merupakan keyakinan teguh terhadap keesaan Allah SWT, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, dan qada serta qadar. Dalam kehidupan modern yang penuh dengan tantangan, informasi yang beragam, dan godaan, mempertahankan akidah yang murni menjadi sebuah perjuangan yang berkelanjutan.
Mempertahankan akidah bukan sekadar mengetahui rukun iman, tetapi menghidupkannya dalam setiap aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk memperkuat dan mempertahankan akidah Islam Anda.
1. Memperkuat Dasar Ilmu Syar'i (Pengetahuan Agama)
Ketidaktahuan adalah salah satu pintu terbesar masuknya keraguan. Semakin dalam pemahaman kita tentang Islam, semakin sulit akidah kita digoyahkan oleh pemikiran atau ideologi sesat.
- Mempelajari Tauhid: Fokus utama harus selalu pada pemahaman mendalam tentang tauhid (mengesakan Allah). Kenali hak-hak Allah, nama-nama-Nya, dan sifat-sifat-Nya. Ini adalah benteng utama melawan kesyirikan dalam segala bentuknya.
- Mengkaji Al-Qur'an dan As-Sunnah: Jadikan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai sumber rujukan utama. Pelajari tafsir yang shahih dan hadits yang sahih. Jangan mudah terpengaruh oleh penafsiran yang menyimpang dari pemahaman ulama terdahulu.
- Belajar dari Ulama Terpercaya: Cari bimbingan dari para ulama yang memiliki sanad keilmuan yang jelas dan teruji keilmuan serta akhlaknya. Hindari belajar akidah dari sumber anonim atau media sosial yang tidak jelas kredibilitasnya.
2. Memperbanyak Ibadah dan Kedekatan dengan Allah
Akidah yang kuat akan terpelihara melalui praktik nyata. Ibadah adalah praktik komunikasi antara hamba dengan Penciptanya.
- Menjaga Shalat Wajib Tepat Waktu: Shalat adalah tiang agama. Menjaga kekhusyukan dalam shalat membantu menyegarkan kembali janji setia kita kepada Allah.
- Dzikir dan Doa Rutin: Biasakan lidah selalu basah dengan dzikir (seperti istighfar, shalawat, dan tahlil). Memperbanyak doa memohon keteguhan hati (seperti doa "Ya Muqallibal Qulub, Tsabbit Qalbi 'ala Dinik") adalah kunci perlindungan ilahi.
- Merasa Diawasi Allah (Muraqabah): Terus-menerus menyadari bahwa setiap tindakan kita diketahui oleh Allah SWT akan menahan diri dari perbuatan yang merusak keimanan.
3. Lingkungan Sosial yang Mendukung
Lingkungan (sosial dan fisik) memiliki dampak besar pada kondisi keimanan seseorang. Pepatah mengatakan, Anda adalah rata-rata dari lima orang terdekat Anda.
- Pilih Lingkaran Pertemanan yang Saleh: Cari dan pertahankan hubungan baik dengan teman-teman yang rajin beribadah dan senantiasa mengingatkan pada kebaikan. Mereka akan menjadi penyemangat saat iman sedang melemah.
- Menjauhi Lingkungan Negatif: Batasi interaksi dengan orang-orang yang sering meremehkan syariat, menyebarkan keraguan, atau terjerumus dalam maksiat yang dapat menular.
- Menghindari Media yang Merusak: Selektif dalam mengonsumsi konten digital. Filter informasi yang berpotensi mengikis pemahaman akidah yang benar.
4. Melatih Kejujuran Intelektual dan Menghadapi Syubhat
Di era informasi, syubhat (keraguan yang disamarkan sebagai kebenaran) sangat mudah menyebar. Seorang Muslim harus siap menghadapinya dengan akal sehat yang berlandaskan ilmu.
- Menerima Hakikat Ketidaksempurnaan Ilmu Manusia: Sadari bahwa akal manusia terbatas. Ada hal-hal gaib (seperti hakikat ruh atau alam barzakh) yang hanya bisa kita terima berdasarkan wahyu, bukan pembuktian empiris semata.
- Bersikap Kritis terhadap Ideologi Asing: Pahami bahwa setiap ideologi selain Islam memiliki landasan filosofis yang bertentangan dengan tauhid. Jangan mudah mengadopsi konsep asing tanpa disaring dengan kaca mata akidah Islam.
- Memperbanyak Muhasabah Diri: Lakukan introspeksi diri secara berkala. Tanyakan pada diri sendiri, "Apakah tindakan saya hari ini sejalan dengan keyakinan saya?"
5. Menjaga Amalan Hati
Akidah bukan hanya urusan lisan dan kepala, tetapi bersemayam kuat di dalam hati. Penyakit hati adalah ancaman serius bagi keimanan.
- Menghilangkan Sifat Hasad dan Dengki: Iri hati dan dengki kepada orang lain adalah racun bagi keikhlasan dan akidah. Bersihkan hati dari keinginan buruk terhadap nikmat yang Allah berikan kepada sesama Muslim.
- Menjaga Keikhlasan: Pastikan setiap ibadah yang dilakukan semata-mata karena mencari ridha Allah, bukan karena ingin dipuji manusia (riya’). Riya’ dapat menghapuskan pahala dan melemahkan fondasi keimanan.
Mempertahankan akidah adalah maraton, bukan sprint. Ia memerlukan usaha yang konsisten, pengawasan diri yang ketat, dan pertolongan dari Allah SWT. Dengan ilmu yang benar, ibadah yang kontinyu, dan lingkungan yang mendukung, seorang Muslim dapat menancapkan imannya sedalam akar pohon, sehingga tidak mudah tumbang oleh badai keraguan dan godaan duniawi.