Memiliki sumur bor yang berfungsi optimal adalah kebutuhan vital bagi banyak rumah tangga dan industri. Namun, seiring berjalannya waktu atau perubahan musim, ada kemungkinan sumur bor mengalami penurunan debit air, bahkan hingga dinyatakan kering. Mengetahui tanda-tanda awal sumur bor kering sangat penting untuk mengambil tindakan pencegahan atau perbaikan sebelum masalah menjadi lebih besar. Proses pengeboran sumur melibatkan investasi signifikan, sehingga pemeliharaan dan monitoring rutin harus dilakukan.
Sumur bor yang mulai mengalami kekeringan biasanya menunjukkan gejala yang cukup jelas melalui penggunaan sehari-hari. Kepekaan terhadap perubahan kecil dapat membantu Anda mendeteksi masalah lebih dini.
Ini adalah indikator paling jelas. Jika biasanya pompa air dapat mengisi tandon dalam waktu singkat, kini prosesnya memakan waktu jauh lebih lama. Saat Anda membuka keran, aliran air yang keluar terasa lemah dan tidak deras seperti biasanya. Pada kondisi terburuk, pompa mungkin akan menyedot udara, menghasilkan suara gemuruh tanpa keluarnya air yang memadai.
Ketika level air di bawah kedalaman hisap pompa (suction level), pompa akan terus bekerja keras mencoba menarik air yang sudah tidak ada. Hal ini menyebabkan motor pompa menjadi sangat panas (overheating) dan sering mati mendadak karena sistem proteksi termal bekerja. Jika Anda sering mendengar pompa menyala tetapi air tidak keluar, ini adalah sinyal bahaya.
Kadang kala, sebelum sumur benar-benar kering, kualitas air dapat menurun. Peningkatan kandungan mineral, rasa yang sedikit berbeda, atau bahkan munculnya bau aneh (seperti belerang) dapat menandakan bahwa air yang tersisa berasal dari lapisan akuifer yang kualitasnya lebih rendah atau adanya endapan mineral yang terganggu karena penurunan muka air tanah.
Bunyi "ngemek" atau hisapan udara saat pompa bekerja adalah gejala klasik. Ini berarti pompa sedang menarik campuran air dan udara, bukan hanya air. Jika dibiarkan, ini dapat merusak komponen internal pompa secara permanen.
Setelah mengidentifikasi gejala awal, langkah selanjutnya adalah melakukan pengecekan langsung untuk memastikan sejauh mana kekeringan tersebut.
Jika Anda memiliki tandon penampungan, biarkan tandon tersebut kosong. Nyalakan pompa dan hitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian air tertentu (misalnya 1 meter). Bandingkan waktu ini dengan catatan performa sebelumnya. Jika waktu yang dibutuhkan sangat lama atau pompa hanya mampu mengisi sedikit air, ini mengkonfirmasi masalah.
Metode tradisional ini masih efektif, terutama jika Anda tidak yakin dengan pembacaan pompa. Ikat pemberat (misalnya baut besar atau batu kecil) pada ujung tali yang sudah ditandai setiap meternya. Turunkan pemberat perlahan hingga terdengar suara "cebur" saat menyentuh air. Tandai ketinggian tali tersebut. Kemudian, bandingkan dengan data kedalaman sumur awal Anda. Jika ketinggian air jauh di bawah perkiraan, sumur Anda bermasalah.
Pada sistem hidrofor atau pompa jet, periksa indikator tekanan. Penurunan tekanan yang stabil tanpa adanya kebocoran yang terlihat menunjukkan bahwa suplai air ke dalam sistem berkurang secara signifikan.
Memahami akar masalah akan membantu dalam menentukan solusi terbaik. Beberapa faktor umum meliputi:
Jika setelah pengecekan dipastikan sumur Anda kering atau debitnya sangat rendah, beberapa tindakan perlu dipertimbangkan:
Jangan pernah mencoba menyalakan pompa submersible secara terus-menerus saat sumur kering. Tindakan ini hampir pasti akan menyebabkan kerusakan fatal pada pompa Anda. Konsultasikan dengan profesional pengeboran sumur jika masalah berlanjut.