Pelaksanaan ibadah aqiqah merupakan sunnah muakkad dalam Islam, yaitu tuntunan yang sangat dianjurkan, sebagai bentuk syukur atas karunia kelahiran seorang anak. Secara umum, syariat menetapkan ketentuan hewan aqiqah berdasarkan jenis kelamin anak: dua ekor kambing untuk anak laki-laki, dan seekor kambing untuk anak perempuan. Namun, terdapat fleksibilitas dalam pelaksanaannya, terutama mengenai penggunaan sapi. Dalam banyak tradisi dan pandangan ulama kontemporer, **aqiqah satu sapi untuk 7 orang** dianggap sah dan mencukupi.
Mengapa satu ekor sapi dapat dibagi untuk tujuh orang? Hal ini didasarkan pada analogi (qiyas) dengan ibadah kurban. Dalam ibadah kurban, satu ekor sapi bernilai tujuh bagian kurban. Mayoritas ulama kontemporer berpendapat bahwa pembagian sapi untuk aqiqah juga mengikuti ketentuan yang sama, yaitu satu sapi dapat mewakili tujuh kali aqiqah atau diperuntukkan bagi tujuh penerima manfaat. Hal ini sangat praktis, terutama bagi mereka yang ingin melaksanakan aqiqah untuk kelahiran anak kembar, atau ingin menunaikan sunnah ini dengan cara yang lebih mudah dalam hal pengolahan daging.
Ketika memilih untuk melaksanakan aqiqah dengan satu sapi, pastikan sapi tersebut memenuhi syarat sah aqiqah, sama seperti kurban. Hewan harus sehat, tidak cacat, dan telah mencapai usia minimal yang disyaratkan (biasanya minimal satu tahun untuk sapi). Memilih penyedia jasa aqiqah yang terpercaya sangat penting untuk menjamin pemenuhan syarat syar'i ini.
Memilih skema **aqiqah satu sapi untuk 7 orang** menawarkan beberapa keuntungan praktis:
Setelah menentukan pilihan untuk menggunakan sapi, langkah selanjutnya adalah memastikan prosesnya sesuai dengan tuntunan agama. Penyedia layanan aqiqah profesional biasanya menawarkan paket lengkap, mulai dari pemilihan hewan, proses penyembelihan sesuai syariat Islam (penyebutan nama anak saat proses penyembelihan), hingga pengolahan dan pengantaran masakan siap saji.
Meskipun daging mentah boleh didistribusikan, tradisi umum di Indonesia adalah mengolah daging tersebut menjadi masakan (seperti gulai atau sop) dan membagikannya dalam acara syukuran kecil. Pembagian hasil daging ini biasanya dilakukan dalam tiga bagian: sepertiga untuk orang yang berhutang, sepertiga untuk fakir miskin, dan sepertiga untuk dibagikan kepada kerabat dan tetangga. Namun, dalam konteks satu sapi untuk 7 orang, niat utama adalah bersyukur dan memberikan manfaat semaksimal mungkin.
Pembagian tujuh porsi adalah batas maksimal manfaat yang dihitung dari satu sapi. Yang terpenting adalah daging tersebut didistribusikan sebagai bentuk sedekah dan rasa syukur, baik dalam bentuk mentah maupun matang.
Jika tidak mampu membeli dua ekor kambing atau satu ekor sapi utuh, maka satu ekor kambing sudah cukup untuk menggugurkan sunnah aqiqah anak laki-laki. Namun, jika mampu membeli satu sapi yang bernilai setara dua kambing, maka hal itu sangat dianjurkan.
Waktu yang paling utama adalah pada hari ketujuh setelah kelahiran anak, namun boleh juga dilaksanakan di hari ke-14 atau ke-21, atau kapan pun ketika sudah mampu.
Melaksanakan ibadah aqiqah, baik dengan kambing maupun sapi, adalah ekspresi cinta dan harapan orang tua agar sang buah hati tumbuh menjadi pribadi yang saleh dan membawa keberkahan. Dengan memahami ketentuan **aqiqah satu sapi untuk 7 orang**, proses ibadah ini menjadi lebih terstruktur dan mudah dilaksanakan di tengah kesibukan modern.