Simbol Keesaan Tuhan Tauhid

Ilustrasi sederhana: Keberadaan mutlak di pusat segalanya.

Memahami Pilar Utama: Akidah yang Benar dalam Islam

Akidah, dalam terminologi Islam, merujuk pada keyakinan atau kepercayaan yang tertanam kuat di dalam hati seorang Muslim. Ini adalah landasan fundamental yang menentukan seluruh cara pandang, tindakan, dan orientasi hidup seseorang di dunia. Akidah yang benar—yang dikenal sebagai Al-Aqidah Ash-Shahihah—bukan sekadar serangkaian ritual, melainkan fondasi keimanan yang kokoh berdasarkan sumber utama ajaran Islam: Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Tanpa akidah yang sahih, ibadah dan amal saleh yang dilakukan mungkin tidak memiliki bobot yang sempurna di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, mempelajari dan mengamalkan akidah yang benar adalah prioritas utama bagi setiap Muslim.

Hakikat Akidah yang Benar: Tauhidullah

Inti dari akidah Islam adalah konsep Tauhid, yaitu meyakini keesaan Allah SWT dalam segala hal. Tauhid ini terbagi menjadi tiga tingkatan yang harus diimani secara utuh:

Pilar Keimanan Kedua: Beriman kepada Malaikat dan Kitab

Setelah mantap pada Tauhid, akidah yang benar mengharuskan seorang Muslim untuk mengimani keberadaan makhluk gaib yang diciptakan Allah, yaitu para malaikat. Mereka adalah hamba Allah yang taat tanpa sedikit pun membangkang, melaksanakan tugas yang diperintahkan, seperti Jibril yang menyampaikan wahyu dan Munkar-Nakir yang mencatat amal perbuatan.

Keyakinan pada kitab-kitab Allah juga merupakan bagian integral. Seorang Muslim meyakini bahwa Allah telah menurunkan wahyu sebagai petunjuk bagi manusia. Ini mencakup Taurat, Zabur, Injil, dan yang terakhir serta penyempurna, Al-Qur'anul Karim. Akidah yang benar menuntut seorang Muslim untuk berpegang teguh pada Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai sumber hukum utama yang otentik.

Hari Akhir dan Takdir (Qada dan Qadar)

Akidah yang sahih mencakup keyakinan teguh terhadap apa yang akan terjadi setelah kehidupan dunia ini. Ini meliputi:

  1. Iman kepada Rasul: Meyakini bahwa Allah mengutus para rasul untuk membimbing umat manusia, dengan Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi.
  2. Iman kepada Hari Akhir: Percaya pada kehidupan setelah kematian, kebangkitan (ba’ts), perhitungan amal (hisab), surga dan neraka. Keyakinan ini memotivasi Muslim untuk selalu berbuat kebajikan.
  3. Iman kepada Qada dan Qadar: Meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini telah ditetapkan oleh ilmu, kehendak, dan penciptaan Allah SWT (takdir). Namun, hal ini tidak meniadakan kehendak bebas manusia dalam memilih perbuatannya, karena manusia tetap dimintai pertanggungjawaban atas pilihan tersebut.

Dampak Akidah yang Benar dalam Kehidupan

Ketika akidah seseorang telah lurus, dampaknya akan terlihat jelas dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, ia akan memiliki ketenangan batin (sakinah) karena segala kesulitan dianggap sebagai ujian dari Yang Maha Bijaksana. Kedua, ia akan terhindar dari perbuatan syirik dan bid'ah, yang merupakan bahaya terbesar bagi agama.

Akidah yang benar mendorong seorang Muslim untuk selalu konsisten dalam menjalankan perintah agama, bersikap jujur, adil, dan memiliki moralitas tinggi. Ini adalah jalan menuju kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun akhirat. Memperbarui dan memperkokoh akidah adalah proses berkelanjutan yang harus dilakukan seumur hidup melalui menuntut ilmu syar'i.

🏠 Homepage