Memilih dan Merawat Terpal Ikan Nila

Kolam Terpal Nila Ideal

Visualisasi Sederhana Kolam Terpal

Pentingnya Penggunaan Terpal untuk Budidaya Nila

Budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu sektor perikanan yang sangat populer di Indonesia, baik skala rumahan maupun komersial. Salah satu inovasi yang merevolusi pembesaran nila adalah penggunaan kolam terpal. Kolam terpal menawarkan keunggulan signifikan dibandingkan kolam tanah tradisional, terutama dalam hal pengendalian kualitas air, kepadatan tebar, dan efisiensi lahan.

Penggunaan terpal yang tepat memastikan bahwa lingkungan hidup ikan nila tetap optimal. Terpal berfungsi sebagai pembatas kedap air yang memungkinkan petambak untuk mengontrol volume air secara presisi. Selain itu, material terpal cenderung lebih mudah dibersihkan dan didisinfeksi antar siklus panen, yang sangat krusial dalam memutus rantai penyakit ikan. Memilih material terpal yang kuat adalah langkah pertama menuju keberhasilan budidaya ikan nila.

Memilih Jenis Terpal yang Tepat untuk Terpal Ikan Nila

Tidak semua terpal diciptakan sama. Untuk budidaya ikan nila, pemilihan material sangat menentukan umur pakai kolam dan kesehatan ikan. Terdapat beberapa jenis terpal yang umum digunakan:

Saat memilih, pastikan ketebalan terpal diukur dalam istilah Gram per Square Meter (GSM). Untuk budidaya ikan nila yang padat, disarankan memilih terpal dengan ketebalan minimal 400 GSM ke atas, terutama jika menggunakan rangka bambu atau besi yang mungkin memiliki ujung tajam.

Instalasi dan Persiapan Kolam Terpal Ikan Nila

Keberhasilan budidaya sangat bergantung pada persiapan lokasi kolam terpal. Lokasi harus mendapatkan sinar matahari yang cukup namun tidak ekstrem panas sepanjang hari, dan drainase area sekitar harus baik agar terpal ikan nila tidak tergenang air hujan di luar.

Langkah Utama Persiapan:

  1. Pembuatan Rangka: Rangka penahan (dari kayu, bambu, atau besi) harus dibangun kokoh untuk menahan tekanan air yang besar. Pastikan semua sambungan kuat.
  2. Perataan Dasar: Area di bawah terpal harus diratakan dan dibersihkan dari benda tajam seperti batu runcing atau pecahan kayu. Jika menggunakan alas tanah, lapisi dengan pasir halus atau alas koran/kardus sebelum terpal dipasang untuk menghindari tusukan dari bawah.
  3. Pemasangan Terpal: Terpal dibentangkan menutupi rangka. Lipatan yang berlebihan harus diminimalisir, terutama di bagian dasar. Tali pengikat harus mengencang namun tidak menyebabkan robekan pada terpal.
  4. Pengisian Air dan Pemeraman: Setelah terisi, air kolam harus didiamkan (diperam) selama beberapa hari. Penggunaan probiotik sangat dianjurkan pada tahap ini untuk menstabilkan kualitas air sebelum benih ikan nila ditebar.

Perawatan Rutin untuk Kolam Terpal Nila yang Sehat

Setelah ikan nila ditebar, pemantauan rutin adalah kunci. Kolam terpal membutuhkan manajemen kualitas air yang lebih ketat dibandingkan kolam tanah karena tidak ada interaksi langsung dengan tanah yang berfungsi sebagai filter alami.

Pertama, perhatikan parameter air seperti pH (ideal 6.5 - 8.5) dan suhu. Kedua, pengelolaan pakan sangat penting. Berikan pakan sesuai dosis dan jangan sampai ada sisa pakan yang mengendap di dasar kolam terpal, karena ini akan menyebabkan pembusukan dan peningkatan amonia yang beracun bagi ikan nila.

Siklus pergantian air (sifonase) harus dilakukan secara teratur, biasanya 10-20% dari total volume air setiap beberapa hari sekali, tergantung kepadatan tebar. Pemeriksaan fisik pada terpal ikan nila secara berkala juga diperlukan untuk mendeteksi adanya robekan kecil sedini mungkin, sehingga perbaikan dapat dilakukan sebelum masalah air menjadi serius.

🏠 Homepage