Simbolis: Kondisi prima ikan mas siap memijah.
Keberhasilan dalam budidaya ikan mas sangat bergantung pada kemampuan kita menginduksi atau memfasilitasi proses pemijahan, atau lebih spesifik, kondisi ketika ikan mas bertelur. Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah komoditas air tawar yang sangat populer di Indonesia, baik untuk konsumsi maupun sebagai ikan hias. Agar siklus budidaya berjalan lancar, pemahaman mendalam mengenai reproduksi mereka mutlak diperlukan.
Proses bertelur pada ikan mas tidak terjadi secara spontan tanpa persiapan lingkungan yang memadai. Ada beberapa faktor kunci yang harus dipenuhi oleh pembudidaya untuk memastikan induksi pemijahan berhasil, baik secara alami maupun buatan (hormonal).
Kunci utama adalah kualitas induk. Induk ikan mas yang siap memijah umumnya memiliki ciri-ciri spesifik. Untuk induk betina, perut akan terlihat membesar dan lunak saat disentuh, menandakan kantung telur sudah matang. Sementara induk jantan menunjukkan adanya 'kelenjar kental' (atau kepingan sperma) pada sekitar lubang genitalnya saat proses pemijahan hendak terjadi. Idealnya, perbandingan antara induk jantan dan betina adalah 1:2 atau 1:3.
Air adalah medium kehidupan dan pemicu utama ikan mas bertelur. Parameter air harus stabil dan mendukung. Suhu air yang ideal berkisar antara 25°C hingga 30°C. Selain suhu, tingkat oksigen terlarut (DO) harus tinggi (di atas 5 ppm), dan pH air harus mendekati netral (6.5 hingga 7.5). Perubahan suhu yang mendadak, seringkali setelah hujan deras, dapat memicu pemijahan alami.
Ketika pembudidaya ingin memicu ikan mas bertelur di kolam pemijahan, persiapan substrat sangat penting karena ikan mas merupakan ikan yang menyebarkan telurnya secara liar (non-nest builder).
Setelah kondisi air dan lingkungan mendukung, biasanya pada pagi atau sore hari, proses pemijahan dimulai. Induk jantan akan mengejar dan menggesek perut betina. Telur akan dikeluarkan oleh betina, dan segera diikuti oleh sperma dari jantan (pembuahan eksternal).
Penting untuk memastikan substrat yang disiapkan benar-benar tertutupi telur. Setelah proses ini selesai, telur harus segera dipindahkan ke bak pengeraman (hatcher) jika menggunakan metode pemijahan buatan (stripping) atau dibiarkan di kolam pemijahan dengan pemantauan ketat jika menggunakan pemijahan alami di kolam. Jika telur dibiarkan bersama induk, tingkat kanibalisme sangat tinggi.
Setelah ikan mas bertelur dan telur dibuahi, inkubasi sangat sensitif. Telur ikan mas umumnya memerlukan waktu inkubasi sekitar 2 hingga 3 hari pada suhu air 27°C. Telur yang berhasil akan berwarna kuning cerah dan terlihat tembus pandang. Telur yang tidak terbuahi atau gagal akan berubah menjadi putih keruh dan mudah ditumbuhi jamur. Pengontrolan jamur (fungi) sangat penting pada tahap ini dengan penggunaan larutan metilen blue dosis rendah.
Memahami setiap tahapan, mulai dari seleksi induk hingga perawatan telur, adalah jembatan menuju keberhasilan dalam memproduksi benih ikan mas yang melimpah. Konsistensi dalam menjaga kualitas air adalah mantra utama bagi setiap pembudidaya yang ingin melihat ikan mas bertelur dengan sukses.