Kayu Bahar, atau dalam bahasa Inggris sering disebut Ebony, adalah salah satu jenis kayu paling eksotis dan langka di dunia. Dikenal karena kepadatan ekstremnya yang membuatnya tenggelam dalam air, Kayu Bahar telah lama memikat manusia—mulai dari seniman ukir hingga pembuat alat musik profesional. Keunikan tekstur, warna yang sangat gelap, hingga durabilitasnya yang luar biasa menjadikan kayu ini memiliki segudang kegunaan yang sangat spesifik dan bernilai tinggi.
Untuk memahami kegunaannya, kita harus melihat karakteristiknya. Kayu Bahar sangat keras dan padat, seringkali memiliki densitas yang melebihi air. Warna dominannya adalah hitam pekat, meskipun beberapa varietas memiliki guratan abu-abu atau cokelat. Karakteristik fisik inilah yang menjadikannya tidak hanya indah tetapi juga fungsional untuk aplikasi yang membutuhkan ketahanan superior terhadap aus dan kelembaban.
Karena kelangkaannya, Kayu Bahar seringkali termasuk dalam daftar kayu yang dilindungi, membuat penggunaannya sangat dibatasi dan diatur ketat. Namun, warisan penggunaannya tetap menjadi catatan penting dalam sejarah pertukangan dan seni.
Salah satu ranah paling terkenal di mana Kayu Bahar bersinar adalah industri alat musik. Kepadatan dan kekerasan kayu ini memberikan sifat akustik yang sangat diinginkan. Kayu Bahar memiliki kemampuan untuk menahan getaran pada frekuensi tinggi dengan sangat baik, menghasilkan suara yang jernih, stabil, dan tahan lama.
Warna hitam legam dan kemampuannya untuk dipoles hingga mencapai kilau seperti cermin membuat Kayu Bahar menjadi pilihan utama bagi para seniman ukir. Kayu ini sangat ideal untuk detail ukiran yang rumit karena seratnya yang halus mencegah serpihan saat diukir dengan pahat tajam.
Kegunaan tradisionalnya meliputi:
Dalam sejarah budaya tertentu, Kayu Bahar dianggap memiliki nilai spiritual atau magis. Beberapa masyarakat percaya bahwa karena Kayu Bahar tidak mudah lapuk dan sangat padat, ia melambangkan keabadian atau kekuatan yang tak tergoyahkan. Hal ini membuatnya digunakan dalam pembuatan jimat atau benda-benda ritual penting. Selain itu, di masa lalu, karena sifatnya yang tahan terhadap serangan serangga dan kelembaban, kayu ini juga sering digunakan untuk membuat benda-benda yang harus bertahan lama di lingkungan keras.
Meskipun kegunaannya sangat diminati, ketersediaan Kayu Bahar terus menurun drastis. Banyak spesies Kayu Bahar kini terdaftar sebagai spesies terancam punah di bawah CITES (Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah).
Oleh karena itu, industri modern semakin beralih mencari alternatif sintetis atau kayu keras lain yang memiliki kepadatan tinggi (seperti kayu ebonized maple atau Pau Ferro) sebagai pengganti, meskipun tidak ada yang sepenuhnya mampu meniru kualitas akustik dan estetika Kayu Bahar asli. Penggunaan Kayu Bahar saat ini lebih banyak difokuskan pada restorasi instrumen antik atau proyek-proyek yang sangat terbatas dan legal.