Ketentuan Penyembelihan Hewan Aqiqah Sesuai Sunnah

Aqiqah Syar'i

Ilustrasi simbolis pelaksanaan aqiqah.

Pelaksanaan aqiqah adalah wujud syukur seorang muslim atas karunia kelahiran seorang anak. Praktik ini dianjurkan dalam Islam dan memiliki serangkaian ketentuan penyembelihan hewan aqiqah yang harus dipenuhi agar sesuai dengan tuntunan syariat. Memahami ketentuan ini sangat penting untuk memastikan ibadah yang dilaksanakan diterima oleh Allah SWT.

Jumlah dan Jenis Hewan Aqiqah

Jumlah hewan yang disembelih untuk aqiqah berbeda tergantung jenis kelamin anak yang baru lahir:

Hewan yang digunakan harus memenuhi syarat yang sama dengan hewan kurban, sebagaimana ditetapkan dalam berbagai hadis sahih. Meskipun mayoritas ulama sepakat menggunakan kambing atau domba, beberapa mazhab membolehkan unta atau sapi dengan perhitungan tertentu (misalnya, satu unta atau sapi setara dengan tujuh kambing), namun kambing/domba adalah yang paling utama dan masyhur dilakukan.

Syarat Sah Hewan Aqiqah

Sama seperti hewan kurban, hewan yang akan disembelih untuk aqiqah harus memenuhi kriteria kesehatan dan usia tertentu:

  1. Usia Hewan: Kambing atau domba harus telah mencapai usia minimal enam bulan dan sehat (tidak cacat). Untuk unta dan sapi, berlaku ketentuan usia yang sama dengan kurban (unta minimal lima tahun, sapi minimal dua tahun).
  2. Kondisi Fisik: Hewan tidak boleh buta, pincang parah, sakit yang jelas gejalanya, kurus kering, atau memiliki cacat fisik yang signifikan. Kesehatan hewan adalah aspek krusial yang sering ditekankan dalam ketentuan penyembelihan hewan aqiqah.
  3. Kepemilikan: Hewan harus merupakan milik sah orang tua yang hendak menunaikan aqiqah, bukan hasil pinjaman atau curian.

Waktu Pelaksanaan Aqiqah

Waktu pelaksanaan aqiqah adalah bagian penting dari ketentuannya. Mayoritas ulama menganjurkan pelaksanaan aqiqah pada hari ketujuh kelahiran anak. Jika tidak memungkinkan pada hari ketujuh, maka dapat ditunda hingga hari keempat belas, atau hari kedua puluh satu. Pelaksanaan setelah hari-hari tersebut masih diperbolehkan, namun hari ketujuh adalah waktu yang paling utama dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.

Prosedur Penyembelihan yang Sesuai Syariat

Proses penyembelihan harus dilakukan sesuai dengan kaidah syariat Islam (dzabihah). Ini memastikan kehalalan daging yang dihasilkan.

  1. Niat: Orang yang melakukan penyembelihan (juru sembelih) harus berniat untuk melaksanakan aqiqah.
  2. Mengucapkan Bismillah dan Shalawat: Sebelum menyembelih, wajib membaca "Bismillah, Allahu Akbar," dan dianjurkan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
  3. Teknik Penyembelihan: Hewan harus disembelih dengan cepat dan tepat pada tiga saluran utama di leher: tenggorokan (saluran makanan), kerongkongan (saluran napas), dan dua pembuluh darah utama (vena jugularis). Ini bertujuan agar hewan mati dengan cepat dan meminimalkan penderitaan.
  4. Memastikan Keluarnya Darah: Darah hewan harus mengalir deras, dan proses penyembelihan dianggap sah jika tiga saluran tersebut terputus.

Pembagian Daging Hasil Aqiqah

Setelah hewan disembelih dan diolah, pembagian daging aqiqah memiliki tata cara yang berbeda dengan pembagian daging kurban, meskipun terdapat perbedaan pandangan di kalangan fuqaha. Secara umum, panduan yang paling sering diikuti terkait ketentuan penyembelihan hewan aqiqah adalah:

Memahami seluruh ketentuan penyembelihan hewan aqiqah ini menunjukkan keseriusan seorang muslim dalam menjalankan sunnah Nabi sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah terindah, yaitu lahirnya buah hati.

🏠 Homepage