Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang paling populer di Indonesia. Keberhasilan budidaya nila sangat bergantung pada kualitas pakan yang diberikan. Pemilihan makanan untuk ikan nila yang tepat tidak hanya memastikan pertumbuhan yang cepat dan seragam, tetapi juga meningkatkan kesehatan dan resistensi terhadap penyakit.
Pemberian pakan optimal adalah kunci sukses budidaya nila.
Kebutuhan Nutrisi Dasar Ikan Nila
Sebagai ikan omnivora, nila memiliki kebutuhan nutrisi yang cukup fleksibel. Namun, untuk memaksimalkan potensi genetiknya, pakan harus mengandung komposisi nutrisi yang seimbang. Kebutuhan protein adalah faktor paling krusial, terutama pada fase awal kehidupan ikan.
1. Protein
Protein adalah komponen utama untuk pembentukan daging dan pertumbuhan. Kebutuhan protein bervariasi sesuai dengan usia ikan:
- Benih (Starter): Membutuhkan protein tinggi, sekitar 30% hingga 35% dari total nutrisi kering. Protein pada fase ini menentukan laju pertumbuhan awal.
- Larva/Pendederan: Protein idealnya mencapai 35% hingga 40%.
- Pakan Pembesaran (Grower): Kebutuhan protein dapat diturunkan sedikit menjadi 25% hingga 30%.
Sumber protein bisa berasal dari tepung ikan, bungkil kedelai, atau protein nabati lainnya.
2. Energi dan Lemak
Energi dibutuhkan untuk aktivitas metabolisme dan pergerakan. Lemak (lipid) menyediakan energi terkonsentrasi dan membantu penyerapan vitamin larut lemak. Kadar lemak ideal dalam pakan berkisar antara 6% hingga 10%.
3. Karbohidrat dan Serat
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi sekunder. Namun, kadar serat harus dikontrol. Serat berlebih dapat menurunkan daya cerna pakan.
Jenis Makanan untuk Ikan Nila
Ada dua kategori utama makanan untuk ikan nila yang umum digunakan petambak: pakan komersial (pelet) dan pakan alami/tambahan.
Pakan Komersial (Pelet)
Pelet adalah pilihan utama karena kepraktisan dan kandungan gizinya yang sudah terformulasi. Pelet dibedakan berdasarkan ukuran (diameter) dan kandungan nutrisi (protein):
- Pelet Tepung (Starter/AP1): Digunakan untuk benih berukuran sangat kecil (di bawah 5 cm). Teksturnya mudah larut dan mudah dimakan.
- Pelet Kecil (AP2/AP3): Untuk ikan yang mulai berukuran sedang.
- Pelet Mengapung (Floating Pellet): Paling populer untuk pembesaran. Keuntungannya adalah memudahkan pemantauan nafsu makan ikan dan meminimalisir pemborosan pakan yang tenggelam dan membusuk di dasar kolam.
- Pelet Tenggelam (Sinking Pellet): Lebih murah, namun memerlukan manajemen pemberian pakan yang lebih ketat agar sisa pakan tidak mencemari air.
Pakan Alami dan Hijauan (Feed Supplement)
Selain pelet, ikan nila sangat responsif terhadap pakan alami yang mengandung protein hewani atau nabati yang mudah dicerna. Pakan alami ini membantu melengkapi nutrisi dan mendorong perilaku makan alami ikan. Ini sangat penting untuk budidaya organik atau semi-intensif.
Beberapa contoh pakan tambahan yang efektif:
- Azolla (Kayu Apung): Kaya protein (hingga 30%) dan sangat disukai nila. Mudah dibudidayakan sendiri di samping kolam.
- Lemna (Duckweed): Mirip Azolla, ukurannya kecil sehingga mudah dikonsumsi oleh semua ukuran ikan.
- Maggot Black Soldier Fly (BSF): Sumber protein hewani yang sangat baik, terutama untuk fase pertumbuhan awal.
- Daun-daunan: Seperti daun pepaya atau daun singkong yang direbus/diinsemen, sering diberikan sebagai serat tambahan, namun harus dalam jumlah terbatas agar tidak menggumpal dan merusak kualitas air.
Strategi Pemberian Makanan yang Efektif
Kualitas pakan tidak ada artinya tanpa strategi pemberian yang tepat. Pemberian pakan yang berlebihan adalah penyebab utama polusi air dan penyakit pada budidaya nila.
1. Frekuensi Pemberian Pakan
Frekuensi harus disesuaikan dengan stadia ikan:
- Benih (di bawah 3 bulan): Diberi pakan 3-4 kali sehari dalam porsi kecil.
- Pembesaran (di atas 3 bulan): Cukup 2 kali sehari (pagi dan sore).
2. Jumlah Pakan (Feed Rate)
Jumlah pakan umumnya dihitung berdasarkan biomassa total ikan dalam kolam (persentase biomassa). Rata-rata, pakan yang diberikan berkisar antara 2% hingga 5% dari total berat ikan per hari. Jika air terlihat keruh atau ada sisa pakan yang mengambang 30 menit setelah makan, kurangi dosisnya.
3. Waktu Pemberian Terbaik
Berikan pakan saat suhu air optimal untuk aktivitas ikan, biasanya pagi hari (sekitar pukul 08.00) dan sore hari (sekitar pukul 16.00). Hindari memberi pakan saat cuaca sangat panas atau menjelang malam yang sangat dingin.
Dengan memperhatikan komposisi nutrisi dan menerapkan jadwal pemberian pakan yang disiplin, pertumbuhan ikan nila Anda akan optimal, menghasilkan panen yang memuaskan.