Ketika air mata muncul tanpa pemicu emosional atau iritasi yang jelas.
Fenomena ketika **mata mengeluarkan air mata sendiri** tanpa adanya sebab yang jelas—seperti menangis karena sedih, tertawa terbahak-bahak, atau terpapar angin kencang—seringkali menimbulkan kebingungan dan kekhawatiran. Meskipun air mata adalah mekanisme pertahanan dan pelumas alami mata yang sangat penting, produksi berlebihan atau spontan bisa menjadi tanda adanya kondisi tertentu, mulai dari yang sepele hingga memerlukan perhatian medis.
Sebelum membahas penyebabnya, penting untuk memahami bahwa air mata memiliki tiga lapisan utama: minyak (lipid), air (akuos), dan lendir (mukus). Kombinasi ini bekerja sama untuk menjaga permukaan mata tetap lembap, membersihkan partikel asing, dan memberikan nutrisi bagi kornea. Air mata yang keluar secara spontan bisa disebabkan oleh gangguan pada produksi salah satu lapisan ini, atau refleks berlebihan dari kelenjar lakrimal (kelenjar air mata).
Ada beberapa alasan mengapa mata bisa memproduksi air mata secara berlebihan atau tanpa alasan yang tampak. Dalam banyak kasus, hal ini berkaitan dengan iritasi atau respons alami mata terhadap lingkungan.
Ini mungkin terdengar kontradiktif, tetapi mata kering adalah penyebab utama mata berair. Ketika mata tidak terlumasi dengan baik karena kualitas air mata yang buruk atau produksi yang tidak memadai, mata akan mengirimkan sinyal darurat kepada kelenjar air mata. Kelenjar tersebut merespons dengan memproduksi air mata dalam jumlah besar (air mata refleksif). Namun, air mata refleksif ini seringkali didominasi oleh lapisan air dan kurang mengandung minyak yang diperlukan untuk melembapkan secara efektif, sehingga siklusnya terus berulang.
Paparan terhadap elemen lingkungan tertentu sering memicu produksi air mata sebagai mekanisme perlindungan. Beberapa pemicunya meliputi:
Alergi mata (konjungtivitis alergi) juga dapat menyebabkan iritasi konstan yang berujung pada mata berair tanpa perlu menggosok mata.
Air mata biasanya mengalir keluar melalui saluran kecil yang disebut duktus nasolakrimal, menuju rongga hidung. Jika saluran ini tersumbat atau menyempit, air mata tidak dapat mengalir dengan baik dan akhirnya meluap keluar dari kelopak mata. Kondisi ini umum terjadi pada bayi baru lahir, namun bisa juga dialami orang dewasa karena infeksi, peradangan, atau penuaan.
Jika air mata berlebih terjadi secara kronis dan mengganggu aktivitas sehari-hari, ada kemungkinan kondisi medis mendasar yang perlu diperiksa oleh dokter mata.
Kelopak mata memainkan peran penting dalam mendistribusikan air mata. Jika kelopak mata melipat ke luar (ektropion), air mata tidak dapat mengalir dengan benar ke saluran pembuangan. Sebaliknya, jika kelopak mata melipat ke dalam (entropion), bulu mata dapat menggesek bola mata, menyebabkan iritasi hebat dan produksi air mata berlebihan.
Blefaritis adalah peradangan pada tepi kelopak mata, sering kali disebabkan oleh minyak berlebih atau bakteri. Peradangan ini dapat mengganggu fungsi kelenjar minyak pada kelopak mata, yang penting untuk stabilitas lapisan air mata, sehingga memicu mata berair sebagai respons terhadap ketidakstabilan permukaan mata.
Konjungtivitis (mata merah), kemasukan benda asing, atau cedera pada mata akan segera memicu respons refleksif untuk membersihkan iritan tersebut, menghasilkan aliran air mata yang deras.
Meskipun episode sesekali mata berair umumnya tidak berbahaya, Anda harus mencari pertolongan profesional jika kondisi ini disertai dengan gejala berikut:
Penanganan bervariasi tergantung penyebabnya. Jika itu karena mata kering, dokter mungkin merekomendasikan air mata buatan. Jika ada sumbatan, prosedur sederhana untuk membuka saluran mungkin diperlukan. Memahami mengapa **mata mengeluarkan air mata sendiri** adalah langkah pertama menuju kenyamanan visual yang lebih baik.