Representasi visual ikan nila yang sehat.
Memelihara ikan nila (Oreochromis niloticus) telah menjadi salah satu kegiatan budidaya perairan yang sangat populer, baik untuk skala rumahan maupun komersial. Ikan ini dikenal karena pertumbuhannya yang relatif cepat, daya tahan yang tinggi terhadap perubahan kualitas air, serta cita rasa dagingnya yang disukai banyak orang. Namun, agar hasil panen maksimal, diperlukan pemahaman mendalam mengenai teknik memelihara ikan nila yang tepat.
Langkah pertama dalam memelihara ikan nila adalah menentukan wadah budidaya. Pilihan utamanya adalah kolam terpal, kolam tanah, atau bioflok.
Pastikan lokasi budidaya mendapatkan sinar matahari yang cukup namun tidak terlalu panas sepanjang hari. Ketersediaan sumber air yang bersih dan tidak tercemar juga krusial.
Kualitas air adalah faktor penentu utama dalam budidaya ikan nila. Nila memang adaptif, tetapi kualitas air yang optimal akan mendorong pertumbuhan optimal. Parameter air yang harus selalu dipantau meliputi:
Kualitas benih sangat mempengaruhi hasil akhir. Pilih benih ikan nila dari penetasan terpercaya yang memiliki pertumbuhan seragam dan bebas dari penyakit. Untuk memelihara ikan nila agar cepat panen, pilihlah jenis unggul seperti Nila Merah GIFT atau Nila Nirwana.
Saat penebaran, lakukan aklimatisasi (penyesuaian suhu) secara bertahap. Jangan langsung menuang benih dari wadah pengangkut ke kolam. Biarkan kantong benih mengapung di air kolam selama 15-20 menit sebelum ikan dilepaskan perlahan.
Pakan menyumbang biaya terbesar dalam budidaya. Pemberian pakan harus disesuaikan dengan fase pertumbuhan ikan. Pada fase awal (benih), gunakan pakan dengan kadar protein tinggi (30-35%). Ketika ikan sudah membesar, protein bisa dikurangi menjadi 25-30%.
Frekuensi pemberian pakan biasanya 2-3 kali sehari, pagi dan sore hari. Beri pakan secukupnya, jangan berlebihan, karena sisa pakan akan mengendap dan membusuk, menurunkan kualitas air. Teknik "sit-and-wait" (memberi pakan hanya saat ikan aktif memakan) sering diterapkan oleh pembudidaya profesional.
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Penyakit pada ikan nila umumnya muncul akibat stres lingkungan, terutama kualitas air yang buruk atau kepadatan yang terlalu tinggi.
Amati tingkah laku ikan setiap hari. Tanda-tanda ikan sakit antara lain: nafsu makan menurun, berenang tidak normal (terhuyung atau megap-megap di permukaan), atau munculnya bercak putih/luka pada tubuh. Jika terdeteksi, segera isolasi ikan yang sakit dan perbaiki parameter air. Penggunaan probiotik secara rutin dapat membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan ikan.
Waktu panen ikan nila bervariasi tergantung target pasar, namun rata-rata berkisar antara 4 hingga 6 bulan. Ikan nila dianggap siap panen ketika mencapai ukuran konsumsi, biasanya sekitar 200-300 gram per ekor. Lakukan penyortiran secara berkala (grading) untuk memisahkan ikan yang pertumbuhannya lebih cepat agar ukuran panen lebih seragam. Dengan manajemen yang baik, memelihara ikan nila adalah investasi yang menjanjikan.