Panduan Gaya Busana Orang Tua di Hari Akad Nikah

Ilustrasi Pakaian Formal Keluarga Pengantin Siluet elegan sepasang orang tua yang mengenakan pakaian adat atau formal berwarna senada di acara pernikahan. Ayah Ibu

Akad nikah adalah momen sakral yang menjadi inti dari pernikahan. Dalam acara ini, peran orang tua mempelai sangat sentral. Mereka adalah saksi hidup, pemegang restu, dan figur utama yang mendampingi anak di pelaminan. Oleh karena itu, **pakaian orang tua saat akad nikah** harus mencerminkan kehormatan, kesesuaian dengan tema acara, dan tentu saja, kenyamanan.

Memilih busana yang tepat bisa menjadi dilema tersendiri. Di satu sisi, ingin tampil anggun dan berwibawa; di sisi lain, busana tersebut harus selaras dengan dekorasi, adat, dan pakaian kedua mempelai. Peran orang tua bukanlah menjadi pusat perhatian utama (yang seharusnya adalah pengantin), melainkan menjadi penunjang visual yang elegan.

1. Keselarasan Warna dan Tema (Color Harmony)

Kunci utama dalam busana keluarga adalah harmoni warna. Hindari warna yang terlalu mencolok atau justru terlalu pudar sehingga "tenggelam" di antara tamu undangan.

2. Pilihan Busana Formal Tradisional

Banyak keluarga di Indonesia memilih busana adat untuk akad nikah karena dianggap paling khidmat dan resmi. Pemilihan jenis pakaian adat sangat bergantung pada warisan budaya keluarga.

Untuk Wanita (Ibu):

Busana klasik seperti Kebaya menjadi pilihan utama. Pilihlah kebaya dengan bahan yang mewah namun tidak terlalu berat. Brokat, beludru, atau renda berkualitas tinggi sangat direkomendasikan. Padukan dengan kain batik tulis atau songket yang motifnya mewah namun tidak terlalu ramai. Pastikan riasan dan tata rambut menunjang penampilan agar terlihat segar dan berwibawa.

Untuk Pria (Ayah):

Batik premium, jas adat (seperti Jas Tutup), atau Baju Beskap (tergantung adat) adalah pilihan ideal. Jika menggunakan batik, pastikan motifnya formal dan elegan, bukan batik kasual. Kenakan dengan celana bahan yang pas, dan tambahkan aksesoris seperti dasi (jika menggunakan jas) atau keris (jika adat Jawa).

3. Pertimbangan Kenyamanan dan Usia

Akad nikah seringkali membutuhkan waktu berdiri dan bersalaman yang cukup lama. Kenyamanan adalah prioritas kedua setelah kesopanan.

Bahan Kain: Pilih bahan yang menyerap keringat dan tidak kaku. Hindari penggunaan bahan yang sangat tebal atau berpayet berlebihan yang dapat mengganggu pergerakan. Bahan seperti sutra campuran, katun primisima (untuk batik), atau organza yang ringan adalah pilihan yang baik.

Aksesoris yang Tepat: Aksesori harus mendukung, bukan mendominasi. Kalung, bros, atau selendang harus dipilih dengan bijak agar tidak memberatkan. Bagi pria, pastikan sepatu yang dikenakan nyaman untuk berjalan.

4. Fleksibilitas Jika Tema Modern

Jika akad nikah mengusung tema yang lebih modern atau internasional, orang tua memiliki lebih banyak opsi tanpa kehilangan kesan formalnya.

Untuk Ibu, gaun panjang berbahan sifon atau satin dengan aksen bordir minimalis di bagian dada seringkali menjadi pilihan yang anggun. Sementara itu, Ayah dapat mengenakan setelan jas berwarna netral (abu-abu muda, biru tua) yang dipadukan dengan vest atau dasi kupu-kupu yang serasi dengan warna keluarga.

Pada akhirnya, **pakaian orang tua saat akad nikah** harus mencerminkan rasa syukur dan kebahagiaan. Dengan perencanaan yang matang mengenai warna, bahan, dan kesesuaian tema, orang tua akan tampil memukau namun tetap menempatkan fokus utama pada kedua mempelai yang sedang memulai babak baru kehidupan mereka.

🏠 Homepage