Ijab kabul adalah inti sakral dari rangkaian pernikahan dalam Islam. Momen pengucapan janji suci inilah yang secara resmi mengikat dua insan dalam ikatan pernikahan. Agar momen krusial ini berjalan lancar, khidmat, dan penuh berkah, persiapan yang matang adalah kunci utama. Persiapan ini tidak hanya menyangkut logistik acara, tetapi juga kesiapan mental, spiritual, dan legalitas.
Aspek administratif seringkali menjadi tantangan jika diabaikan. Memastikan semua dokumen sah dan lengkap akan mencegah penundaan di hari H.
Keabsahan ijab kabul sangat bergantung pada kehadiran wali nikah (biasanya ayah kandung) dan dua orang saksi yang memenuhi syarat syariat.
Pastikan wali nikah memiliki pemahaman penuh mengenai tata cara ijab kabul. Ajak mereka berlatih pengucapan (walaupun singkat) agar tidak terjadi keraguan saat proses berlangsung. Saksi haruslah laki-laki Muslim, dewasa, dan memiliki pemahaman tentang prosesi tersebut. Konfirmasikan kehadiran mereka jauh hari sebelumnya.
Ini adalah fokus utama persiapan. Baik calon suami, wali, maupun penghulu harus sinkron dalam pelaksanaannya.
Calon Suami: Harus menghafal lafadz ijab (penerimaan) dengan jelas dan mantap. Jaga kesiapan mental agar tidak gugup saat mengucapkan mahar dan lafadz qabul (penerimaan).
Wali Nikah: Tugasnya adalah mengucapkan ijab dengan lafadz yang baku dan diterima oleh calon suami.
Penghulu/Petugas KUA: Bertugas memimpin dan memastikan semua rukun dan syarat sah terpenuhi, termasuk penyerahan mahar dan penentuan saksi.
Lakukan gladi bersih (latihan singkat) minimal satu kali. Fokuskan latihan pada kecepatan bicara dan kejelasan lafadz, terutama ketika disebutkan nominal mahar atau barang yang diwakilkan.
Meskipun terdengar sederhana, kondisi fisik dan mental sangat memengaruhi kekhidmatan. Ijab kabul sering diadakan pagi hari, sementara malam sebelumnya mungkin dipenuhi kegiatan persiapan lainnya.
Kondisi teknis lokasi harus mendukung kelancaran prosesi. Ini termasuk memastikan suasana yang tenang dan perangkat audio berfungsi baik.
Persiapan ijab kabul yang teliti mencerminkan keseriusan kedua mempelai dalam membangun rumah tangga. Dengan memperhatikan aspek legalitas, memastikan kesiapan wali dan saksi, serta melatih lafadz dengan mantap, momen sakral ini akan terlaksana sesuai harapan, menjadi awal yang diberkahi bagi kehidupan pernikahan yang baru.