Aqiqah adalah salah satu sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) dalam Islam, dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia kelahiran seorang anak. Secara umum, pelaksanaan aqiqah melibatkan penyembelihan hewan ternak. Dalam konteks ini, muncul pertanyaan klasik di kalangan umat Islam: untuk aqiqah lebih baik kambing atau domba?
Mayoritas ulama sepakat bahwa hewan yang disyaratkan untuk aqiqah sama dengan hewan yang disyaratkan untuk kurban, yaitu memenuhi syarat usia dan kesehatan yang ditetapkan syariat. Baik kambing maupun domba (yang seringkali dikategorikan sebagai jenis kambing besar atau domba) sama-sama diterima, asalkan memenuhi standar syar'i. Namun, ada beberapa pertimbangan praktis, budaya, dan perbedaan pandangan minor yang membuat sebagian orang lebih memilih salah satu di antaranya.
Perbandingan Hewan: Kambing versus Domba
1. Kambing
Kambing adalah pilihan yang paling umum dan secara historis lebih sering disebut dalam konteks ibadah kurban atau aqiqah di banyak wilayah, termasuk Indonesia.
Ketersediaan dan Harga: Di Indonesia, kambing (seperti jenis etawa, jawarandu, atau boer) umumnya lebih mudah ditemukan dan distribusinya lebih luas, yang kadang mempengaruhi harga.
Daging dan Rasa: Daging kambing cenderung memiliki rasa yang lebih kuat (khas) dibandingkan domba, yang mungkin disukai oleh sebagian masyarakat.
Syarat Usia: Untuk kambing aqiqah, minimal usianya adalah telah berganti gigi seri (biasanya sekitar 6 bulan hingga 1 tahun), meskipun ada pendapat yang mensyaratkan usia lebih tua jika ingin mendekati kualitas kurban.
2. Domba
Domba seringkali dianggap memiliki tekstur daging yang lebih lembut dan kadar lemak intramuskular (lemak di sela-sela daging) yang berbeda dibandingkan kambing.
Tekstur Daging: Banyak orang berpendapat bahwa daging domba (terutama domba muda) memiliki tekstur yang lebih empuk dan tidak 'prengus' (berbau menyengat) seperti kambing, sehingga lebih cocok untuk hidangan yang membutuhkan kelembutan.
Kandungan Lemak: Domba cenderung memiliki lapisan lemak yang lebih tebal di bagian luar (gajih), yang jika diolah dengan benar, dapat menambah kelezatan hidangan aqiqah.
Kesesuaian Syariat: Domba memenuhi semua syarat sah aqiqah layaknya kambing, asalkan usianya telah mencukupi.
Mana yang Lebih Baik? Perspektif Kunci
Jawaban paling mendasar berdasarkan hukum fikih adalah: **tidak ada perbedaan signifikan dalam keabsahan atau nilai pahala antara kambing dan domba, selama keduanya memenuhi syarat sah.** Pilihan yang lebih baik sering kali bergantung pada beberapa faktor praktis:
Kesehatan dan Fisik Hewan: Ini adalah faktor terpenting. Hewan (baik kambing maupun domba) harus bebas dari cacat fisik, tidak pincang, tidak buta, tidak kurus kering, dan cukup umur. Hewan yang sehat menunjukkan kesempurnaan niat kita dalam beribadah.
Ketersediaan Lokal: Pilihlah hewan yang paling mudah didapatkan di wilayah Anda dengan kualitas terbaik. Jika di daerah Anda domba sulit dicari atau harganya sangat mahal, kambing adalah alternatif yang sangat baik.
Preferensi Penerima (Umat): Jika daging aqiqah akan dibagikan kepada kerabat, tetangga, atau fakir miskin, pertimbangkan selera umum mereka. Jika mayoritas lebih menyukai daging domba yang lebih lembut, maka domba bisa menjadi pilihan utama.
Kemudahan Pengolahan: Beberapa katering atau tukang masak mungkin lebih ahli mengolah kambing secara tradisional (seperti gulai atau tongseng), sementara yang lain unggul dalam mengolah domba bakar.
Kesimpulan Akhir
Secara syariat, kambing dan domba sama-sama sah untuk aqiqah, mewakili satu ekor hewan yang disembelih. Tidak perlu memperdebatkan mana yang lebih utama dari sisi ibadah murni. Fokuskan energi Anda pada memastikan hewan yang dipilih memenuhi kriteria kesehatan dan usia yang disyaratkan Islam.
Jika Anda mencari pilihan yang paling umum dan mudah diakses, kambing adalah pilihan standar. Namun, jika Anda ingin menawarkan daging dengan tekstur yang sedikit berbeda dan mungkin dianggap lebih mewah oleh sebagian orang, domba adalah pilihan yang sangat layak. Yang terpenting adalah niat tulus dalam menunaikan amanah syukur atas kelahiran buah hati Anda.