Memilih Hewan Aqiqah: Mana yang Lebih Utama, Kambing Jantan atau Betina?

Representasi Hewan Aqiqah ? Jantan vs Betina

Aqiqah merupakan salah satu sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) dalam Islam, yaitu menyembelih hewan ternak sebagai bentuk syukur atas kelahiran seorang anak. Pelaksanaan aqiqah memiliki ketentuan tersendiri, termasuk jenis dan jumlah hewan yang disembelih. Pertanyaan mendasar yang sering muncul di kalangan orang tua adalah, untuk aqiqah sebaiknya kambing jantan atau betina?

Dalam banyak praktik dan pandangan ulama, terdapat perbedaan pendapat mengenai preferensi jenis kelamin kambing untuk aqiqah, meskipun secara hukum, keduanya sah asalkan memenuhi syarat syar'i.

Dasar Hukum dan Pandangan Mayoritas Ulama

Mayoritas ulama dan madzhab fiqih (seperti Hanafi, Syafi'i, dan Hanbali) sepakat bahwa hewan yang disembelih untuk aqiqah harus memenuhi syarat yang hampir sama dengan hewan kurban, yaitu bebas dari cacat dan mencapai usia minimal yang ditetapkan.

Mengenai jenis kelamin, hukum asal dari ibadah ini adalah boleh menggunakan kambing jantan maupun betina. Namun, terdapat beberapa hadis dan atsar (peninggalan sahabat) yang memberikan indikasi preferensi:

Kambing Jantan Dianggap Lebih Utama: Banyak ulama cenderung merekomendasikan kambing jantan, terutama untuk aqiqah anak laki-laki. Dasar utama dari rekomendasi ini adalah penyerupaan dengan ibadah kurban, di mana kambing jantan sering kali dianggap memiliki keutamaan lebih tinggi dibandingkan betina karena nilai ekonomis dan kekuatannya.

Perbandingan Berdasarkan Jenis Kelamin

1. Keutamaan Kambing Jantan

2. Status Kambing Betina

Kambing betina tetap sah untuk aqiqah. Tidak ada larangan tegas untuk menggunakannya. Kambing betina sering kali menjadi pilihan karena:

Berapa Jumlah Hewan Sesuai Jenis Kelamin?

Ketentuan jumlah hewan aqiqah yang paling populer dan dipegang oleh mayoritas ulama adalah:

  1. Untuk anak laki-laki: Dua ekor hewan.
  2. Untuk anak perempuan: Satu ekor hewan.

Jika mengacu pada keutamaan kambing jantan, maka idealnya aqiqah untuk anak laki-laki adalah dua ekor kambing jantan. Sementara untuk anak perempuan, satu ekor kambing (baik jantan maupun betina) sudah mencukupi.

Pertimbangan Praktis dalam Memilih

Meskipun terdapat anjuran keutamaan, faktor-faktor praktis sering kali turut menentukan pilihan akhir:

A. Kondisi Keuangan

Tujuan utama aqiqah adalah menunaikan syukur kepada Allah SWT. Jika menggunakan kambing jantan dua ekor memberatkan secara finansial, menggunakan kambing betina atau mengombinasikan jantan dan betina (jika memungkinkan perbedaan usia) tetap dapat dilaksanakan tanpa mengurangi nilai ibadah, selama syarat usia dan kesehatan hewan terpenuhi.

B. Usia dan Kesehatan Hewan

Hal ini jauh lebih krusial daripada jenis kelamin. Hewan aqiqah haruslah sehat, tidak cacat, dan telah mencapai usia minimal yang ditetapkan syariat (umumnya minimal enam bulan untuk kambing). Hewan yang sakit atau cacat tidak sah untuk aqiqah, terlepas dari jenis kelaminnya.

Kesimpulan: Jantan atau Betina?

Secara ringkas, jawaban atas pertanyaan untuk aqiqah sebaiknya kambing jantan atau betina adalah:

Kambing Jantan dianjurkan (lebih afdhol), terutama untuk anak laki-laki dan jika ingin mengikuti keutamaan yang paling kuat berdasarkan teladan Nabi SAW.

Namun, kambing betina tetap sah dan boleh digunakan, terutama untuk aqiqah anak perempuan atau jika terdapat kendala praktis.

Fokus utama dalam pelaksanaan aqiqah adalah niat tulus, kesesuaian jumlah hewan (dua untuk laki-laki, satu untuk perempuan), dan memastikan hewan yang disembelih memenuhi syarat syar'i. Keutamaan jenis kelamin adalah perkara yang bersifat melengkapi kesempurnaan sunnah.

🏠 Homepage