Perubahan kualitas air sumur sering terjadi setelah hujan lebat.
Air sumur merupakan sumber air baku yang sangat vital bagi banyak rumah tangga, terutama di area yang belum terjangkau jaringan perpipaan kota. Namun, salah satu masalah klasik yang sering dihadapi adalah munculnya kekeruhan pada air sumur, terutama setelah periode hujan deras. Kekeruhan ini tidak hanya mengganggu estetika, tetapi juga sering kali menjadi indikasi adanya kontaminasi fisik atau biologis yang perlu segera ditangani.
Fenomena air sumur yang keruh setelah hujan adalah respons alami dari sistem akuifer terhadap perubahan hidrologi di permukaan. Ada beberapa mekanisme utama yang menyebabkan hal ini:
Saat hujan turun dengan intensitas tinggi, air akan mengalir di permukaan tanah (run-off). Jika area sekitar sumur kurang terlindungi atau beton penutup sumur (casing head) retak, air hujan yang membawa serta lumpur, tanah liat, dan material organik langsung masuk ke dalam sumur. Fenomena ini sering menyebabkan kekeruhan yang sangat nyata dan muncul dalam waktu cepat.
Hujan lebat meningkatkan muka air tanah (groundwater table). Kenaikan ini menyebabkan tekanan air di dalam tanah meningkat. Tekanan yang tinggi ini dapat mendorong sedimen halus (seperti lempung dan debu) yang sebelumnya menetap di dinding sumur atau lapisan tanah di sekitarnya untuk terlepas dan bercampur ke dalam air sumur. Selain itu, pergerakan air yang cepat menciptakan turbulensi di dalam akuifer.
Lapisan tanah yang menjadi sumber air (akuifer) mengandung berbagai partikel. Ketika volume air yang menyerap ke dalam tanah meningkat drastis, kemampuan air untuk melarutkan atau membawa partikel halus juga meningkat. Partikel-partikel ini, yang seringkali berbentuk koloid atau partikel tersuspensi, menyebabkan air tampak keruh kecoklatan atau kekuningan.
Pada musim hujan, risiko pencemaran dari septic tank atau area pembuangan limbah yang lokasinya terlalu dekat dengan sumur juga meningkat. Air hujan dapat mendorong material yang terurai dari tangki septik atau area terkontaminasi lain masuk ke dalam zona resapan air sumur, membawa serta materi organik yang membuat air keruh dan berbau.
Meskipun kekeruhan sering kali disebabkan oleh partikel tidak berbahaya seperti tanah liat, air yang keruh tetap memerlukan perhatian serius karena beberapa alasan:
Penanganan air sumur keruh pasca-hujan biasanya melibatkan dua tahap: penanganan darurat (pembersihan awal) dan pencegahan jangka panjang.
Setelah hujan reda dan air mulai sedikit lebih jernih, langkah pertama adalah membuang air yang paling keruh. Pompa air sumur dan biarkan mengalir keluar ke saluran pembuangan yang aman selama beberapa menit. Tujuannya adalah mengeluarkan air yang membawa sedimen baru. Lakukan ini berulang kali hingga air yang keluar mulai menunjukkan kejernihan yang lebih baik.
Untuk penggunaan sehari-hari, pasang filter sedimen dasar pada jalur pipa utama. Filter ini akan menangkap partikel tersuspensi yang lebih besar, seperti pasir halus atau lumpur, sebelum air masuk ke instalasi rumah tangga Anda.
Setelah air relatif jernih, disarankan melakukan shock chlorination (klorinasi kejut) untuk membunuh potensi bakteri yang ikut terbawa saat kekeruhan terjadi. Ikuti prosedur dosis yang tepat dan biarkan air mengendap sebelum menggunakannya lagi.
Pencegahan adalah kunci utama agar air sumur tetap stabil kualitasnya meskipun terjadi hujan lebat:
Air sumur yang keruh saat hujan adalah masalah yang bisa diatasi dengan pemahaman yang baik mengenai cara air tanah berinteraksi dengan lingkungan permukaan. Dengan langkah pemeliharaan rutin dan perbaikan infrastruktur sumur, Anda dapat memastikan pasokan air yang lebih stabil dan aman.