Ilustrasi Sederhana Komposisi Baja Tahan Karat
AISI 304H merupakan salah satu varian material baja tahan karat (stainless steel) yang sangat penting dalam industri modern. Sebagai turunan dari baja seri 300 yang terkenal, khususnya 304, tipe 'H' menandakan kandungan karbon yang ditingkatkan secara signifikan. Perbedaan kecil dalam komposisi kimia ini memberikan sifat mekanik yang unik, terutama dalam hal ketahanan creep (mulur) dan kekuatan pada suhu tinggi. Bagi para insinyur dan spesialis material, memahami karakteristik AISI 304H adalah kunci dalam merancang aplikasi yang beroperasi di bawah kondisi termal yang ekstrem.
Baja tahan karat austenitik, secara umum, dikenal karena ketahanannya yang luar biasa terhadap korosi. Tipe 304 sendiri mengandung minimal 18% Kromium dan 8% Nikel. Dalam kasus AISI 304H, penambahan karbon—biasanya dipertahankan antara 0.04% hingga 0.10%—berfungsi untuk meningkatkan stabilitas mikrostruktur baja ketika terpapar panas dalam waktu lama. Peningkatan kadar karbon ini memastikan bahwa baja mempertahankan integritas strukturalnya tanpa mengalami degradasi yang cepat akibat fenomena seperti sensitasi atau pelemahan batas butir pada suhu operasional yang tinggi.
Aplikasi kritis sering kali menuntut material yang tidak hanya tahan korosi tetapi juga stabil secara termal. AISI 304H unggul dalam lingkungan tersebut. Karakteristik utamanya meliputi:
Perbedaan mendasar antara 304 dan 304H terletak pada batas atas kandungan karbon. Baja 304 standar dibatasi hingga maksimum 0.08% karbon. Batasan ini dirancang untuk meminimalkan risiko pembentukan karbida kromium selama pendinginan dari pengelasan, yang dapat menyebabkan korosi intergranular (korosi batas butir). Namun, karena 304H sengaja meningkatkan karbon di atas 0.08% (hingga 0.10%), material ini seringkali diproduksi untuk aplikasi di mana pengelasan tidak menjadi masalah utama, atau ketika pengelasan diikuti oleh perlakuan panas (annealing) yang tepat untuk menghilangkan potensi sensitasi.
Secara praktis, 304H sering kali direkomendasikan untuk komponen yang memerlukan layanan berkelanjutan pada suhu antara 400°C hingga 800°C. Kekuatan creep pada suhu ini adalah faktor penentu mengapa 304H dipilih daripada varian rendah karbon.
Karena profil sifatnya yang unik, AISI 304H telah menjadi pilihan utama di beberapa sektor industri berat dan proses kimia. Penerapannya umumnya berpusat pada infrastruktur yang melibatkan transfer panas dan suhu tinggi.
Beberapa contoh aplikasi spesifik meliputi:
Meskipun 304H menawarkan keunggulan termal, fabrikasi material ini memerlukan perhatian khusus. Kandungan karbon yang lebih tinggi berarti material ini lebih rentan terhadap sensitasi jika dipanaskan dan didinginkan terlalu lambat setelah pengelasan. Sensitasi menyebabkan kromium berikatan dengan karbon membentuk karbida kromium pada batas butir, mengurangi kandungan kromium bebas yang diperlukan untuk membentuk lapisan pasif anti-korosi.
Untuk mengatasi hal ini, produsen yang menggunakan 304H dalam aplikasi las seringkali diwajibkan melakukan prosedur perlakuan panas pasca-las (stress relief annealing) untuk meregenerasi ketahanan korosi penuh. Namun, dalam banyak kasus, ketika digunakan untuk komponen yang dicetak atau ditempa untuk aplikasi suhu tinggi tanpa pengelasan intensif, kekuatan intrinsik dari 304H dapat dimanfaatkan sepenuhnya.
Kesimpulannya, AISI 304H adalah spesialisasi dalam keluarga baja tahan karat austenitik. Ia mengisi celah penting antara stainless steel tahan korosi umum dan superalloy yang jauh lebih mahal, menawarkan keseimbangan optimal antara ketahanan termal, kekuatan mekanik, dan kemampuan kerja untuk lingkungan industri yang menantang.