(Representasi skematis elemen paduan dalam baja tahan karat)
Baja tahan karat (stainless steel) AISI 305 adalah salah satu varian dari keluarga baja tahan karat austenitik yang sangat populer, khususnya dalam industri manufaktur yang membutuhkan ketahanan korosi yang baik sekaligus kemampuan bentuk (formability) yang tinggi. Sebagai anggota dari seri 300, baja ini memiliki komposisi kimia yang dioptimalkan untuk memberikan keseimbangan antara kekuatan, ketahanan korosi, dan sifat pengerasan regangan (work hardening) yang lebih moderat dibandingkan dengan sepupunya yang lebih terkenal, seperti AISI 304.
Struktur austenitik yang stabil diperoleh melalui penambahan elemen paduan utama seperti Kromium (Cr) dan Nikel (Ni). Dalam konteks AISI 305, kandungan Nikel sedikit lebih tinggi dibandingkan 304 standar. Perbedaan kecil dalam komposisi ini menghasilkan perilaku yang berbeda selama proses fabrikasi, terutama ketika material mengalami deformasi plastis yang signifikan, seperti dalam proses penarikan dalam (deep drawing) atau pembentukan berulang.
Karakteristik unik AISI 305 berasal langsung dari komposisi kimianya. Penambahan Nikel ekstra (biasanya sekitar 8.0% hingga 10.0% Nikel) bertujuan untuk menstabilkan fase austenit dan, yang lebih penting, untuk mengurangi laju pengerasan regangan (strain hardening rate) yang sangat cepat pada baja austenitik lainnya ketika dikenai kerja dingin.
Baja tahan karat austenitik seperti 304 cenderung mengeras dengan cepat saat ditekuk atau dibentuk berulang kali, yang dapat menyebabkan keretakan atau kegagalan peralatan. AISI 305 dirancang untuk memiliki tingkat pengerasan regangan yang lebih rendah. Hal ini membuat material ini lebih mudah untuk dibentuk menjadi komponen dengan geometri kompleks atau yang memerlukan pengerjaan dingin yang ekstensif tanpa risiko kerapuhan berlebihan.
Karena sifatnya yang sangat mudah dibentuk, AISI 305 sering kali menjadi pilihan utama ketika produk akhir memerlukan proses pembentukan yang dalam atau pengerjaan dingin yang ekstensif. Aplikasi ini mencakup berbagai sektor industri yang menuntut integritas struktural dan estetika permukaan.
Meskipun AISI 304 adalah standar industri yang paling umum, kebutuhan spesifik dapat mengarahkan pemilihan ke 305. Perbedaan kuncinya terletak pada kandungan Nikel yang sedikit lebih tinggi pada 305. Peningkatan kandungan Ni ini secara efektif "menenangkan" sifat pengerasan regangan baja. Jika suatu proses fabrikasi melibatkan penarikan berulang kali di mana 304 akan mencapai batasnya dan mungkin retak, 305 akan mempertahankan keuletannya lebih lama. Namun, peningkatan Nikel ini juga berarti bahwa AISI 305 mungkin memiliki kekuatan tarik yang sedikit lebih rendah pada suhu kamar dibandingkan dengan 304 yang telah mengalami kerja dingin yang sama.
AISI 305 dapat diproses dengan sebagian besar metode fabrikasi standar yang digunakan untuk baja tahan karat austenitik. Untuk pengelasan, disarankan untuk menggunakan filler metal dengan kandungan yang sesuai, seperti E308L atau E316L, tergantung pada lingkungan layanan akhir. Seperti baja tahan karat seri 300 lainnya, 305 umumnya tidak rentan terhadap pengetasan sensitivitas (sensitization) yang parah terkait korosi antar-gandum (IGC) asalkan suhu pengelasan dikelola dengan baik, meskipun annealing pasca-las selalu disarankan untuk mengembalikan ketahanan korosi maksimum.
Secara keseluruhan, AISI 305 mengisi celah penting dalam keluarga baja tahan karat, menawarkan solusi yang tangguh namun lebih mudah dibentuk untuk aplikasi yang menantang secara geometris.