Akidah Ahli Sunnah Wal Jamaah

Keseimbangan Aqidah Simbol keseimbangan yang merepresentasikan tegaknya akidah di atas pondasi yang kuat.

Pilar Keseimbangan dalam Islam

Pengantar Akidah Ahli Sunnah Wal Jamaah

Akidah Ahli Sunnah Wal Jamaah (ASWJ) merupakan landasan keyakinan utama yang dianut oleh mayoritas umat Muslim di seluruh dunia. Nama ini sendiri mengandung makna penting: "Ahli Sunnah" merujuk pada mereka yang teguh mengikuti ajaran, perkataan, perbuatan, dan ketetapan (sunnah) Nabi Muhammad SAW serta para sahabatnya. Sementara "Wal Jamaah" menekankan pentingnya menjaga kesatuan dan konsensus (ijma') umat Islam di atas kebenaran tersebut.

Secara fundamental, ASWJ adalah jalan tengah yang berusaha menjaga kemurnian ajaran Islam dari ekstremisme di kedua sisi—yaitu pengabaian dalil (ta'attul) maupun penambahan ajaran yang tidak bersumber (bid'ah). Keabsahan ajaran ini didasarkan pada tiga sumber utama rujukan keimanan: Al-Qur'an, As-Sunnah yang sahih, dan pemahaman para sahabat (salafus shalih).

Tiga Pilar Utama Keimanan

Akidah ini secara sistematis membangun keimanan berdasarkan rukun iman yang enam, namun penekanannya selalu kembali pada tauhid (mengesakan Allah) sebagai pondasi segalanya.

1. Tauhid (Keesaan Allah)

ASWJ meyakini bahwa Allah adalah Esa dalam Dzat, Sifat, dan Asma-Nya. Penafsiran terhadap sifat-sifat Allah harus dilakukan dengan cara itsbat (penetapan) tanpa tahrif (pengubahan makna), ta'thil (peniadaan), takyeef (mempertanyakan bagaimana), dan tamtsil (menyamakan dengan makhluk). Ini berarti mengimani bahwa Allah memiliki semua kesempurnaan yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah tanpa menyerupai ciptaan-Nya.

2. Pengakuan terhadap Para Sahabat

Merupakan bagian integral dari ASWJ untuk menghormati seluruh sahabat Nabi. Mereka dianggap sebagai generasi terbaik yang paling memahami maksud wahyu. Sikap utama adalah mencintai mereka, membenarkan keutamaan masing-masing (terutama empat Khulafaur Rasyidin: Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali), serta menghindari pembahasan yang dapat menimbulkan perselisihan di antara mereka.

3. Ketaatan pada As-Sunnah dan Ijma'

Keyakinan tidak boleh menyimpang dari ajaran yang telah disepakati oleh para ulama yang kredibel (ijma' ulama), terutama yang berbasis pada pemahaman salaf. Setiap inovasi dalam agama (bid'ah) harus ditolak karena dikhawatirkan akan merusak kesempurnaan syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Penyimpangan yang Ditolak oleh ASWJ

Untuk menjaga kemurnian akidah, ASWJ secara tegas menolak berbagai kelompok yang dianggap menyimpang dalam pemahaman teologis mereka, antara lain:

ASWJ menempatkan diri di posisi tengah. Dalam masalah iman, mereka menegaskan bahwa iman terdiri dari perkataan lisan, pembenaran hati, dan pengamalan anggota badan, yang bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat, meskipun ada perbedaan pandangan minor mengenai status pelaku dosa besar (fasik).

Pentingnya Mengikuti Jejak Salaf

Fokus utama ASWJ adalah kembali kepada pemahaman para Sahabat, Tabi'in, dan Tabi'ut Tabi'in (Salafus Shalih). Mereka dipandang sebagai penafsir terbaik terhadap Al-Qur'an dan As-Sunnah karena kedekatan waktu dan kemurnian pemahaman mereka. Menghidupkan dan mengikuti manhaj (metodologi) ini adalah jaminan untuk terhindar dari kesesatan yang muncul seiring waktu.

Dengan berpegang teguh pada akidah ini, seorang Muslim berusaha menyelaraskan keyakinannya dengan apa yang telah ditetapkan secara jelas oleh dalil-dalil syar'i, menjadikannya fondasi yang kokoh untuk seluruh praktik keagamaan dan moralitas dalam kehidupan sehari-hari.

🏠 Homepage