Dalam tradisi keilmuan Islam, terdapat dua pilar fundamental yang membentuk karakter seorang Muslim seutuhnya: Akidah (Keyakinan) dan Akhlak (Etika/Moralitas). Memahami istilah ini dalam bahasa asalnya, yaitu bahasa Arab, sangat penting untuk menggali makna yang lebih mendalam.
Apa Bahasa Arabnya Akidah dan Akhlak?
Istilah yang Anda cari, Akidah Akhlak, merupakan gabungan dua kata Arab yang memiliki makna spesifik dan saling melengkapi:
العقيدة والأخلاق(Al-'Aqīdah wal-Akhlāq)
Mari kita bedah masing-masing kata tersebut:
1. Akidah (العقيدة - Al-'Aqīdah)
Kata 'Akidah' secara etimologis berasal dari akar kata 'aqada' (عَقَدَ) yang berarti mengikat, menguatkan, atau meyakini dengan teguh. Dalam konteks keagamaan, Akidah merujuk pada seperangkat kepercayaan fundamental yang harus diimani oleh seorang Muslim tanpa keraguan sedikit pun. Ini adalah fondasi iman.
Materi utama dalam Akidah mencakup:
- Iman kepada Allah (Tauhid).
- Iman kepada para Malaikat.
- Iman kepada Kitab-kitab suci (termasuk Al-Qur'an).
- Iman kepada para Rasul.
- Iman kepada Hari Akhir (Kiamat).
- Iman kepada Qada dan Qadar (Ketentuan Allah).
Apabila akidah seseorang kokoh, maka perilakunya cenderung terarah pada kebenaran. Akidah adalah peta jalan spiritual.
2. Akhlak (الأخلاق - Al-Akhlāq)
Akhlak adalah bentuk jamak dari kata 'khuluq' (خُلُق) yang berarti perangai, tabiat, atau karakter bawaan. Dalam Islam, Akhlak adalah cerminan nyata dari apa yang tertanam dalam akidah seseorang. Ia meliputi segala tindakan, ucapan, dan sikap seorang Muslim terhadap Tuhannya, sesama manusia, dan seluruh makhluk ciptaan.
Para ulama sering mendefinisikan akhlak mulia sebagai perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti kejujuran (Sidq), kesabaran (Sabr), rasa malu (Haya'), kasih sayang (Rahmah), dan keadilan ('Adl).
Hubungan Simbiotik Akidah dan Akhlak
Penting untuk dipahami bahwa Akidah dan Akhlak tidak dapat dipisahkan dalam ajaran Islam. Mereka adalah dua sisi mata uang yang saling menguatkan. Jika akidah diibaratkan sebagai akar pohon, maka akhlak adalah buah yang dihasilkannya.
Tanpa akidah yang benar, akhlak yang baik seringkali bersifat sementara atau hanya berdasarkan motif duniawi. Sebaliknya, akidah yang sempurna tanpa diiringi akhlak yang terpuji dianggap kurang sempurna di mata syariat. Nabi Muhammad ﷺ pernah bersabda bahwa di antara yang paling berat timbangannya di Hari Kiamat adalah akhlak yang baik. Hal ini menunjukkan betapa vitalnya manifestasi keyakinan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Islam modern sering kali menempatkan mata pelajaran Akidah Akhlak (atau kadang disebut juga Pendidikan Agama Islam) sebagai upaya integratif untuk memastikan peserta didik tidak hanya tahu apa yang harus diimani, tetapi juga bagaimana cara mengaplikasikannya dalam etika sosial dan moral. Memahami istilah Arabnya membantu kita kembali pada sumber ajaran murni tersebut.
Secara ringkas, mempelajari 'Al-'Aqīdah wal-Akhlāq' adalah mempelajari cara berpikir (keyakinan) dan cara bertindak (perilaku) yang menjadi poros utama kehidupan seorang Muslim. Pemahaman ini menuntut seorang Muslim untuk selalu merefleksikan keyakinannya dalam setiap interaksi dan keputusan yang diambil.
Maka, ketika kita berbicara mengenai Akidah Akhlak dalam bahasa Arab, kita sebenarnya sedang berbicara tentang kesatuan antara kebenaran hati dan keindahan perilaku, sebuah kesatuan yang dicita-citakan oleh seluruh ajaran Islam.