Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan bagian integral dari Kurikulum 2013 (K13), dan di dalamnya, mata pelajaran Akidah Akhlak memegang peranan penting, terutama untuk siswa Sekolah Dasar kelas 4. Pada jenjang ini, konsep-konsep abstrak mulai dikenalkan secara lebih konkret agar mudah dipahami oleh anak usia 8-9 tahun. Materi Akidah Akhlak kelas 4 bertujuan membentuk landasan keimanan yang kokoh (akidah) sekaligus menanamkan perilaku terpuji (akhlak) sebagai manifestasi dari keimanan tersebut.
Materi yang diajarkan pada kelas 4 biasanya berfokus pada penguatan pemahaman dasar tentang Tuhan Yang Maha Esa dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum ini menekankan pada pengenalan Allah melalui sifat-sifat-Nya yang agung, serta bagaimana seorang muslim harus bersikap.
Siswa kelas 4 mulai mendalami sifat-sifat wajib bagi Allah SWT. Fokusnya adalah memberikan pemahaman bahwa Allah memiliki kesempurnaan yang tidak dimiliki makhluk-Nya. Sifat-sifat ini harus diimani dan diyakini kebenarannya. Materi ini biasanya meliputi pengenalan beberapa sifat dasar, seperti:
Memahami sifat wajib ini adalah inti dari penguatan akidah, di mana anak diajak untuk mengagumi dan mengesakan Allah SWT.
Setelah menguatkan akidah tentang Allah, materi beralih pada rukun iman yang kedua, yaitu Rasul. Kelas 4 fokus pada pengenalan beberapa rasul utama, bukan hanya sekadar menghafal nama, tetapi juga meneladani perilaku mulia mereka. Beberapa rasul yang sering dibahas antara lain Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi, dan rasul-rasul yang memiliki sifat-sifat terpuji saat menghadapi tantangan. Keteladanan ini menjadi jembatan menuju pembelajaran akhlak.
Akidah (kepercayaan) tanpa akhlak (perilaku) dianggap tidak sempurna. Oleh karena itu, pada kurikulum ini, aspek akhlak sangat ditekankan agar keimanan siswa tercermin dalam tingkah laku mereka.
Materi akhlak kelas 4 sangat praktis, menyentuh interaksi sosial dasar. Siswa diajarkan tentang adab (etika) dalam berbagai situasi:
Selain menanamkan perilaku baik (tazkiyatun nafs), siswa juga diperkenalkan dengan contoh-contoh perilaku yang harus dihindari karena bertentangan dengan ajaran Islam. Pada tingkatan ini, fokus diberikan pada hal-hal yang paling sering terjadi di lingkungan mereka, seperti:
Pembelajaran Akidah Akhlak di sekolah akan lebih efektif jika didukung oleh lingkungan rumah. Orang tua adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anak. Saat anak mempelajari sifat wajib Allah, orang tua dapat menunjukkan kebesaran Allah melalui fenomena alam. Ketika anak belajar tentang akhlak, orang tua wajib memberikan contoh nyata. Misalnya, ketika anak diajarkan tentang pentingnya menepati janji, orang tua harus memastikan bahwa mereka sendiri selalu menepati janji kepada anak. Konsistensi antara materi yang diajarkan di sekolah dan praktik di rumah adalah kunci keberhasilan pendidikan karakter ini. Kurikulum 2013 memang dirancang untuk mengintegrasikan pendidikan karakter ini secara menyeluruh.