Representasi visual fondasi akidah yang kokoh.
Akidah Salaf, atau sering juga disebut akidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, adalah seperangkat keyakinan fundamental dalam Islam yang dipegang teguh oleh para ulama terdahulu yang dikenal sebagai 'Salafush Shalih'. Mereka adalah tiga generasi terbaik umat Islam: para Sahabat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, Tabi'in (generasi setelah sahabat), dan Taba'ut Tabi'in (generasi setelah tabi'in).
Memahami akidah salaf bukan sekadar mengetahui sejarah, melainkan merujuk pada cara beragama yang murni, sebagaimana dipraktikkan dan dipahami oleh tiga generasi emas tersebut. Inti dari akidah ini adalah mengikuti petunjuk Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tanpa tambahan, pengurangan, atau penafsiran yang menyimpang dari pemahaman para pendahulu yang saleh.
Akidah Salaf dicirikan oleh beberapa prinsip utama yang membedakannya dari aliran-aliran teologi lain yang muncul belakangan. Prinsip-prinsip ini menekankan ketenangan, kepatuhan buta terhadap nash (teks Al-Qur'an dan Hadits), dan penolakan terhadap spekulasi filosofis dalam masalah ketuhanan.
Prinsip fundamental dalam akidah salaf adalah 'Itba' (mengikuti) nash yang shahih. Ini berarti seorang Muslim harus menerima segala sesuatu yang datang dari Allah dan Rasul-Nya tanpa perlu mencari pembenaran rasional yang berlebihan atau memasukkan pemikiran baru yang tidak ada contohnya pada masa Salaf. Mereka menolak keras segala bentuk bid'ah (inovasi dalam agama).
Dalam menetapkan nama dan sifat Allah (Asma' wa Sifat), manhaj salaf adalah menetapkannya sebagaimana adanya dalam dalil (tsubut bi al-itsbat), tanpa tahrif (memutarbalikkan makna), ta'thil (meniadakan), takyif (mempertanyakan bagaimana caranya), atau tamtsil (menyerupakan dengan makhluk). Mereka meyakini bahwa Allah memiliki sifat yang sesuai dengan keagungan-Nya, yang mana hakikatnya tidak dapat dijangkau oleh akal manusia.
Akidah Salaf sangat keras dalam menjaga kemurnian Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Asma' wa Sifat. Mereka sangat mewaspadai segala bentuk perbuatan yang mengarah kepada syirik kecil maupun besar, termasuk perbuatan yang mungkin tampak saleh namun dilakukan dengan cara yang menyimpang dari tuntunan Nabi.
Metode yang digunakan oleh Salafush Shalih dalam beragama sangat terstruktur dan jelas, yang bertujuan untuk menjaga kesatuan umat dan menjauhkan diri dari perselisihan teologis yang tidak produktif.
Di tengah derasnya arus informasi dan banyaknya aliran pemikiran baru yang menyeruak, kembali kepada akidah salaf menjadi sangat relevan. Ia berfungsi sebagai jangkar spiritual yang menjaga seorang Muslim agar tidak terseret oleh tren pemikiran yang tidak berdasar syariat. Akidah salaf mengajarkan kesederhanaan dalam beriman—percaya sepenuhnya pada apa yang dibawa oleh Nabi dan para sahabat tanpa perlu memisah-misahkannya berdasarkan logika manusia yang terbatas.
Memegang teguh akidah ini berarti kembali kepada pondasi agama yang paling kokoh, yang telah teruji oleh waktu dan telah melahirkan generasi-generasi pembawa cahaya peradaban Islam. Ini adalah jalan untuk meraih ketenangan hati karena keyakinan kita bersandar pada sumber wahyu yang otentik.