Pernikahan adalah gerbang menuju lembaran hidup baru yang sakral dan penuh tanggung jawab. Momen menjelang hari H sering kali dipenuhi kesibukan persiapan fisik, mulai dari katering, dekorasi, hingga busana. Namun, di tengah hiruk pikuk persiapan lahiriah, mempersiapkan diri secara spiritual dan mental sama pentingnya. Amalan menjelang pernikahan berfungsi sebagai pondasi kokoh agar rumah tangga yang dibangun kelak dipenuhi keberkahan dan ketenangan.
Ilustrasi persiapan menyatukan dua hati.
Fokus Utama: Penguatan Pondasi Spiritual
Masa sebelum pernikahan adalah waktu yang ideal untuk membenahi hubungan vertikal (dengan Tuhan) dan horizontal (dengan calon pasangan). Amalan ini bukan sekadar ritual, melainkan investasi jangka panjang untuk kebahagiaan abadi.
1. Memperkuat Tali Silaturahmi dan Izin Orang Tua
Restu orang tua adalah salah satu kunci keberkahan. Memastikan hati kedua belah pihak orang tua lapang dan memberikan restu tulus adalah amalan prioritas. Selain itu, pererat hubungan dengan keluarga besar, karena pernikahan menyatukan dua keluarga, bukan hanya dua individu.
2. Muhasabah Diri (Introspeksi Mendalam)
Sebelum terikat janji suci, luangkan waktu untuk mengevaluasi diri sendiri. Apa kekurangan yang perlu diperbaiki? Bagaimana pandangan Anda terhadap peran sebagai suami atau istri? Muhasabah membantu menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah, dan kita harus bersiap menerima ketidaksempurnaan pasangan dengan lapang dada.
Amalan Ibadah yang Dianjurkan
Ibadah yang dilakukan secara kolektif (sebelum dan sesudah menikah) memiliki keutamaan besar. Berikut adalah beberapa amalan yang sangat dianjurkan:
- Memperbanyak Puasa Sunnah: Puasa membantu mengendalikan hawa nafsu dan melatih kesabaran, dua hal krusial dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
- Memperkuat Shalat Waktu dan Shalat Malam (Tahajjud): Memohon petunjuk dan kemudahan melalui shalat malam adalah cara terbaik mendekatkan diri kepada Allah SWT sebelum memulai komitmen besar.
- Sedekah Bersama: Melakukan sedekah bersama calon pasangan dapat menjadi simbol awal kebaikan yang akan dijalankan bersama dalam rumah tangga nanti.
- Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa): Membersihkan hati dari prasangka buruk, kebencian, atau dendam masa lalu. Pastikan memasuki babak baru pernikahan dengan hati yang bersih.
Persiapan Ilmu dan Komunikasi
Kajian ilmu seputar pernikahan Islam sangatlah krusial. Jangan hanya fokus pada persiapan pesta, tetapi prioritaskan bekal ilmu. Memahami hak dan kewajiban masing-masing, serta cara menghadapi konflik (marah, beda pendapat) berdasarkan tuntunan agama, akan jauh lebih bernilai daripada kemewahan sesaat.
Pentingnya Kursus Pra-Nikah
Mengikuti kursus atau bimbingan pra-nikah yang kredibel membantu memetakan ekspektasi. Banyak masalah rumah tangga muncul karena perbedaan pandangan yang tidak pernah dikomunikasikan sebelumnya. Gunakan waktu ini untuk berdiskusi jujur mengenai keuangan, pengasuhan anak (jika sudah direncanakan), dan manajemen emosi.
Doa Sebagai Senjata Utama
Doa adalah komunikasi terindah dengan Sang Pencipta. Masa menjelang pernikahan adalah momentum emas untuk memohon doa yang spesifik:
- Memohon agar pernikahan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang (mawaddah wa rahmah).
- Meminta dijauhkan dari gangguan pihak ketiga (internal maupun eksternal).
- Memohon keturunan yang saleh dan salehah.
- Memohon agar selalu diberikan kemampuan untuk saling memaafkan dan menjaga rahasia pasangan.
Dengan menyeimbangkan persiapan lahiriah yang matang dan persiapan batiniah yang mendalam melalui amalan-amalan di atas, pasangan calon pengantin akan memasuki jenjang pernikahan dengan bekal yang cukup. Ingatlah, pernikahan adalah ibadah terpanjang yang membutuhkan kesiapan jiwa sekuat baja.
Semoga persiapan yang dilakukan membawa berkah, menjadikan pernikahan yang akan diselenggarakan sebagai awal dari kebahagiaan yang diridhai Allah SWT.