Memahami Aqiqah Dewasa: Tradisi dan Hikmahnya

Ilustrasi sederhana perayaan syukur.

Dalam tradisi Islam, aqiqah dikenal luas sebagai ritual penyembelihan hewan ternak sebagai ungkapan syukur atas kelahiran seorang anak. Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan pemahaman keagamaan, konsep aqiqah dewasa mulai muncul dan menjadi perbincangan di kalangan umat Muslim. Meskipun tidak seumum aqiqah bayi, praktik ini memiliki landasan spiritual tersendiri, terutama bagi mereka yang baru memeluk agama Islam atau ingin menebus kewajiban yang tertunda.

Definisi dan Latar Belakang Aqiqah Dewasa

Secara etimologis, aqiqah berarti memotong atau membelah. Secara syariat, aqiqah adalah sunnah muakkadah yang dilakukan ketika seorang anak lahir. Namun, bagaimana jika seseorang baru memeluk Islam di usia dewasa, atau bahkan baru menyadari pentingnya melaksanakan sunnah ini setelah melewati masa anak-anaknya? Di sinilah konsep aqiqah dewasa relevan.

Bagi seorang mualaf, aqiqah seringkali dipandang sebagai bentuk syukur yang mendalam karena telah mendapatkan hidayah dan menjadi bagian dari umat Islam. Ini adalah perayaan spiritual yang menandai dimulainya perjalanan hidup baru di bawah naungan ajaran Islam. Meskipun tidak ada dalil eksplisit yang mengatur aqiqah untuk orang dewasa yang baru masuk Islam, banyak ulama kontemporer cenderung memperbolehkannya sebagai bentuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT dan mengikuti semangat umum dari pelaksanaan aqiqah.

Penting untuk dicatat: Aqiqah dewasa lebih sering dikaitkan dengan rasa syukur atas hidayah atau pemenuhan janji spiritual, bukan sebagai kewajiban standar seperti aqiqah bayi yang didasarkan pada kelahiran fisik.

Hikmah di Balik Pelaksanaan

Mengapa seseorang memilih untuk melaksanakan aqiqah di usia yang sudah matang? Ada beberapa hikmah utama yang mendasarinya:

  1. Rasa Syukur atas Hidayah: Bagi mualaf, ini adalah cara paling tulus untuk berterima kasih atas nikmat Islam yang telah diterima.
  2. Penghapusan Dosa dan Keinginan untuk Bersih: Pelaksanaan ibadah sunnah ini sering dianggap sebagai langkah awal untuk membersihkan diri dari masa lalu dan memulai lembaran baru yang lebih baik.
  3. Mengikuti Spiritualitas Aqiqah: Semangat aqiqah adalah berbagi kebahagiaan dan rezeki kepada sesama, sebuah esensi yang tetap relevan di usia berapa pun.

Tata Cara Pelaksanaan yang Umum

Meskipun tidak ada standar baku yang sama ketatnya dengan aqiqah bayi, pelaksanaan aqiqah dewasa umumnya mengikuti rukun yang serupa, yaitu penyembelihan hewan ternak.

Hewan yang Disembelih: Sama seperti aqiqah pada umumnya, hewan yang disarankan adalah kambing atau domba. Jumlahnya bisa disesuaikan dengan kemampuan, namun mengikuti sunnah adalah menyembelih dua ekor untuk laki-laki dan satu ekor untuk perempuan, meskipun dalam konteks ini, seringkali disederhanakan menjadi satu ekor sebagai bentuk syukur. Hewan tersebut harus memenuhi syarat sah kurban (bebas dari cacat fisik dan mencapai usia yang ditentukan).

Prosesi: Proses penyembelihan dilakukan dengan menyebut nama Allah (Bismillah, Allahu Akbar). Setelah disembelih, daging hewan biasanya diolah menjadi masakan untuk dibagikan kepada kerabat, tetangga, dan fakir miskin. Berbeda dengan aqiqah bayi yang seringkali pembagiannya dilakukan dalam bentuk mentah atau setengah matang, aqiqah dewasa cenderung lebih fokus pada prosesi berbagi makanan yang sudah siap santap.

Perbedaan dengan Kurban

Seringkali terjadi kebingungan antara aqiqah dewasa dan ibadah kurban Idul Adha. Keduanya melibatkan penyembelihan hewan, namun niat dan waktunya berbeda. Kurban adalah ibadah wajib (bagi yang mampu) yang dilakukan pada hari raya Idul Adha dengan ketentuan waktu yang spesifik. Sementara itu, aqiqah adalah sunnah yang waktunya fleksibel setelah peristiwa kelahiran atau, dalam konteks dewasa, setelah momen penting spiritual seperti masuk Islam. Aqiqah dewasa ini lebih merupakan ungkapan syukur pribadi, bukan bagian dari ritual tahunan wajib seperti kurban.

Aqiqah dewasa, terutama bagi mualaf, adalah manifestasi nyata dari rasa syukur yang mendalam. Ini adalah cara merayakan anugerah terbesar dalam hidup: Islam itu sendiri.

Kesimpulan

Konsep aqiqah dewasa menunjukkan fleksibilitas dan rahmat dalam ajaran Islam, di mana setiap momen penting dalam kehidupan seorang Muslim layak dirayakan dan disyukuri melalui ibadah. Meskipun ini bukan kewajiban standar, pelaksanaannya menjadi sarana yang kuat untuk memperkuat keimanan, berbagi kebahagiaan, dan menunjukkan ketaatan kepada Sang Pencipta, terlepas dari usia atau latar belakang seseorang. Hal terpenting adalah niat tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

🏠 Homepage