Akad nikah adalah puncak dari rangkaian prosesi pernikahan, momen sakral di mana janji suci diikrarkan di hadapan Allah SWT dan saksi. Bagi mempelai wanita, momen ini seringkali diisi dengan campuran rasa haru, bahagia, dan sedikit kegugupan. Meskipun secara hukum Islam, fokus utama pengucapan ijab kabul ada pada mempelai pria dan wali (atau penghulu), peran mempelai wanita sangat vital, terutama dalam konteks penerimaan dan penguatan janji tersebut.
Peran dan Posisi Mempelai Wanita dalam Akad
Dalam banyak tradisi pernikahan Muslim di Indonesia, mempelai wanita biasanya duduk diam di tempat yang telah ditentukan, sering kali terpisah dari mempelai pria (dipisahkan tirai atau ruang lain) untuk menjaga batasan syar'i, namun tetap dapat mendengar prosesi. Meskipun tidak diharuskan mengucapkan kalimat kabul seperti mempelai pria, ada beberapa 'bacaan' atau ungkapan yang sangat penting bagi mempelai wanita untuk diperhatikan dan disiapkan secara batiniah.
1. Mendengarkan dan Memahami Ijab Kabul
Peran paling krusial bagi mempelai wanita adalah mendengarkan dengan seksama setiap kata yang diucapkan oleh wali atau penghulu (pihak yang mewakili keluarga) dan jawaban ijab kabul dari mempelai pria. Keabsahan pernikahan bergantung pada kesepakatan yang jelas. Mempelai wanita harus memastikan bahwa:
- Mahar (maskawin) yang disebutkan telah sesuai dengan kesepakatan.
- Tidak ada paksaan yang dirasakan saat prosesi berlangsung.
- Kalimat yang diucapkan oleh mempelai pria adalah kalimat yang benar dan sesuai dengan rukun nikah.
Meskipun ia tidak berbicara, konsentrasi penuh adalah bentuk 'bacaan' spiritualnya, yaitu kesiapan hati untuk menerima ikatan tersebut.
2. Doa dan Niat dalam Hati (Niatul Qalb)
Saat ijab kabul dilangsungkan, momen ini adalah waktu yang paling mustajab untuk berdoa. Bacaan terbaik bagi mempelai wanita saat itu bukanlah yang diucapkan secara lisan, melainkan doa yang dipanjatkan dari lubuk hati terdalam. Doa ini mencakup permohonan keberkahan atas pernikahan yang akan dimulai, memohon agar Allah menjadikan pasangan tersebut sakinah, mawaddah, warahmah.
Contoh niat yang harus dipegang teguh: Niatkan pernikahan ini sebagai ibadah, sebagai jalan untuk menyempurnakan separuh agama, dan memohon kekuatan untuk menjalankan segala hak dan kewajiban sebagai seorang istri.
3. Kalimat Penerimaan (Jika Diperlukan)
Dalam beberapa tradisi atau jika ada permintaan khusus dari penghulu, mempelai wanita mungkin diminta untuk mengucapkan kalimat penerimaan setelah ijab kabul selesai, meskipun ini tidak selalu menjadi syarat sah dalam mazhab Syafi'i (yang umumnya diikuti di Indonesia). Kalimat ini biasanya sederhana, seperti:
"Saya terima nikahnya dengan [Nama Mempelai Pria] dengan maskawin tersebut secara sah."
Atau yang lebih umum dan bersifat penegasan, sebagai respons terhadap doa yang dipanjatkan bersama: "Aamiin, ya Allah." Jika Anda diminta mengucapkan kalimat tertentu, pastikan Anda telah berlatih sebelumnya agar suara tidak gemetar dan pengucapan jelas.
4. Mempersiapkan Diri Secara Mental dan Emosional
Akad nikah adalah peralihan status yang besar. Kesiapan mental sangat penting. Salah satu 'bacaan' yang perlu disiapkan adalah penguatan mental bahwa Anda siap melepaskan ketergantungan penuh pada orang tua dan mulai membangun rumah tangga baru. Ini membutuhkan ketenangan.
Latihan pernapasan sederhana sebelum prosesi dimulai dapat membantu meredakan kecemasan. Fokuskan pikiran pada visualisasi kebahagiaan masa depan, bukan pada ketakutan akan tanggung jawab yang akan datang.
5. Setelah Ijab Kabul: Membaca Syahadat dan Kalimat Tauhid
Setelah prosesi utama selesai dan dinyatakan sah, seringkali penghulu atau pemuka agama akan meminta semua pihak, termasuk mempelai wanita, untuk membaca syahadat atau kalimat tauhid bersama-sama sebagai penutup penguatan ikatan di hadapan Tuhan. Ini adalah bacaan pengesahan spiritual tertinggi. Pastikan Anda siap mengucapkannya dengan penuh keyakinan dan kekhusyukan.
Pada akhirnya, bacaan terbaik bagi mempelai wanita saat akad nikah adalah kesiapan batin untuk menerima takdir baru, dibalut dengan doa tulus yang dipanjatkan dalam keheningan hati. Ketenangan dan fokus adalah mahkota terindah bagi seorang mempelai wanita di momen suci tersebut.