Aqidah, atau keimanan, adalah fondasi utama dalam Islam. Memahami dan meyakini rukun-rukunnya secara benar adalah langkah pertama menuju ketaatan yang sempurna. Membahas pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai aqidah bukan sekadar latihan intelektual, melainkan sebuah proses introspeksi spiritual untuk memperkuat keyakinan kita kepada Allah SWT dan segala yang Dia wahyukan.
Tauhid adalah inti dari seluruh ajaran Islam. Tanpa pemahaman yang benar tentang tauhid, amalan lainnya akan runtuh. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan dasar yang sering muncul:
1. Apa itu Rabb (Tuhan) yang wajib kita sembah?
Rabb adalah Dzat yang menciptakan, memiliki, mengatur, dan memelihara seluruh alam semesta. Dialah Allah, Al-Khalik, Al-Malik, dan Al-Mudabbir (Pencipta, Raja, dan Pengatur). Meyakini Rububiyyah-Nya adalah langkah pertama dalam tauhid.
2. Apa saja bentuk ibadah yang harus kita tujukan hanya kepada Allah?
Ibadah mencakup semua perkataan dan perbuatan lahiriah maupun batiniah yang dicintai dan diridhai Allah, seperti shalat, puasa, sedekah, berdoa, bersujud, takut, dan berharap. Semua ini wajib ditaati hanya kepada Allah (Tauhid Uluhiyah).
3. Apa yang dimaksud dengan Asma’ wa Sifat Allah?
Ini adalah keyakinan bahwa Allah memiliki nama-nama yang indah (Asmaul Husna) dan sifat-sifat yang sempurna, sebagaimana telah disebutkan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, tanpa tahrif (pengubahan makna), ta'thil (penolakan), takyif (menanyakan bagaimana), atau tamtsil (menyerupakan dengan makhluk).
Setelah mengenal Allah, seorang Muslim wajib meyakini para utusan-Nya. Kenabian adalah jembatan antara wahyu ilahi dan manusia.
4. Mengapa kita harus beriman kepada para Nabi dan Rasul?
Kita beriman kepada mereka karena mereka adalah perantara Allah untuk menyampaikan petunjuk (wahyu) kepada umat manusia. Mereka adalah manusia pilihan yang ma'shum (terjaga dari dosa besar) dalam menyampaikan risalah, dan Muhammad SAW adalah penutup para nabi.
5. Apa perbedaan antara Nabi dan Rasul?
Secara umum, para ulama menjelaskan bahwa Rasul adalah Nabi yang diutus dengan syariat baru, sementara Nabi adalah yang diutus untuk mengikuti dan memperkuat syariat nabi sebelumnya. Namun, semua Rasul adalah Nabi, tetapi tidak semua Nabi adalah Rasul.
Keyakinan terhadap wahyu yang diturunkan dan kepastian akan adanya hari perhitungan adalah pilar penting yang membentuk orientasi hidup seorang Muslim.
6. Bagaimana seharusnya sikap kita terhadap Al-Qur'an dan kitab-kitab terdahulu?
Al-Qur'an adalah kalamullah yang terakhir dan paling sempurna, wajib diimani kebenarannya secara utuh. Kita meyakini bahwa Taurat, Zabur, dan Injil memang diturunkan oleh Allah, namun keyakinan kita saat ini hanya tertuju pada keotentikan Al-Qur'an, karena kitab-kitab sebelumnya telah mengalami perubahan (tahreef) oleh tangan manusia.
7. Apa saja yang termasuk dalam rukun iman kepada Hari Akhir?
Ini meliputi keyakinan akan adanya kehidupan setelah mati, kebangkitan (ba'ts), dikumpulkannya semua manusia di padang Mahsyar, perhitungan amal (hisab), pertimbangan amal (mizan), adanya Shirath (jembatan), serta balasan berupa Surga (Jannah) atau Neraka (Jahannam).
8. Bagaimana kita mengimani Qada dan Qadar (Ketentuan Allah)?
Kita meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini telah ditetapkan oleh ilmu dan kehendak Allah (Qada), dan Allah pula yang mewujudkannya (Qadar). Namun, penetapan ini tidak menghilangkan kehendak bebas manusia dalam memilih perbuatannya, sehingga manusia tetap bertanggung jawab atas pilihannya.
Aqidah yang benar adalah hasil dari pembelajaran yang berkelanjutan dari sumber yang sahih. Mengajukan pertanyaan adalah tanda keterbukaan hati untuk menerima kebenaran. Jangan pernah berhenti menggali ilmu syar'i agar keyakinan kita tidak rapuh digoyahkan oleh keraguan atau paham-paham yang menyimpang. Memperkuat aqidah berarti mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dunia dan meraih keridhaan Allah di akhirat.